Arsip - Menteri Luar Negeri Turkiye Mevlut Cavusoglu menghadiri konferensi pers setelah berbicara dengan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov di Moskow, Rusia, 16 Maret 2022. (BP/Ant)

PBB, BALIPOST.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi telah mengubah nama Turki menjadi Turkiye. Ini, menyusul permintaan dari Ankara untuk disebut demikian.

Nama baru Turkiye sekarang digunakan dalam berbagai bahasa asing. Berbicara kepada Anadolu Agency, Rabu (1/6), Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, mereka menerima surat dari Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, meminta “Turkiye” alih-alih “Turki”, untuk digunakan secara internasional.

Baca juga:  PBB : Akhiri Penderitaan Penduduk Gaza

Dujarric mengatakan, perubahan nama negara itu mulai berlaku sejak surat itu diterima. Cavusoglu mengumumkan pengajuan resmi surat tersebut kepada PBB dan organisasi internasional lainnya pada Selasa (31/5). “Bersama dengan Direktorat Komunikasi kami, kami telah berhasil mempersiapkan landasan yang baik untuk ini. Kami telah memungkinkan PBB dan organisasi internasional lainnya, negara-negara untuk melihat perubahan ini menggunakan ‘Turkiye’,” kata Cavusoglu kepada Anadolu di Ibu Kota Ankara, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (3/6).

Baca juga:  Hari Anak Perempuan Internasional, Berikut Sejarah dan Temanya di 2024

Turki memulai langkah untuk mengubah nama resminya yang diakui secara internasional dalam bahasa Inggris menjadi ‘Turkiye’ pada Desember lalu, setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan merilis sebuah memorandum dan meminta publik untuk menggunakan ‘Turkiye’ untuk merujuk negara itu dalam setiap bahasa.

Erdogan juga mengimbau perusahaan untuk menggunakan label “Made in Turkiye” untuk barang ekspor mereka. Selain itu, lembaga negara juga diinstruksikan untuk menggunakan ‘Turkiye’ dalam korespondensi mereka.

Baca juga:  SBY Kunjungi Pabrik Sido Muncul

Menurut Erdogan, ‘Turkiye” adalah representasi dan ekspresi terbaik dari budaya, peradaban, dan nilai-nilai rakyat Turki. (kmb/balipost)

BAGIKAN