Lokakarya bertajuk “Practicing Tai Chi in Bali, Enjoying Wellnes Tourism”, ini digelar di Ruang Nusantara, Gedung Agro kompleks, Kampus Unud Sudirman Denpasar, Jumat (3/6). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tourism Confucius Institute (TCI) Fakultas Pariwisata Universitas Udayana bekerja sama dengan Nanchang University, Nanchang Normal University, dan Anhui Medical University, menggelar international workshop wellness tourism. Lokakarya bertajuk “Practicing Tai Chi in Bali, Enjoying Wellnes Tourism”, ini digelar di Ruang Nusantara, Gedung Agro kompleks, Kampus Unud Sudirman Denpasar, Jumat (3/6).

Wakil Dekan I Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Dr I Nyoman Sukma Arida SSi., MSi, menuturkan workshop internasional ini bertujuan untuk perluasan dan pengenalan produk wellness tourism ke pasar global. Juga, mempromosikan tradisi budaya antara Bali dan Tiongkok dari sisi intangible culture dan mempererat kerjasama bilateral di bidang kebudayaan.

Baca juga:  BPPD Badung Kembangkan "Wellness Tourism"

“Fakultas Pariwisata merupakan lembaga yang mengkaji pariwisata, ke depan kita harapkan bisa menjadi pioneer memperkenalkan wellness tourism, yang bisa dinikmati pengunjung di Bali,” ujar Sukma Arida.

Pelaksanaan workshop internasional dilakukan secara hybrid di dua lokasi, yakni di Bali (Indonesia) dan Tiongkok. Empat pembicara hadir, yakni Prof Yu Qianchun (Anhui Medical University), Prof Zhang Zhongxing (Anhui Medical University), Teguh Hery Susantho (Sinar Naga Wushu Taijhi Kungfu Club Bali), dan Sudiarta Indrayana S.E., S.Ag. (Perhimpunan Indonesia Tionghoa Bali). Sekitar 100 peserta hadir secara langsung menyimak pemaparan pembicara di Ruang Nusantara.

Baca juga:  Cegah Penyebaran Virus Corona, Fasilitas Bandara Ngurah Rai Didisinfeksi

Direktur Indonesia Tourism Confucius Institute (TCI) Universitas Udayana, Dr. Drs. I Made Sendra, MSi, menjelaskan wellness tourism adalah perjalanan wisata dengan tujuan mengintegrasikan kesehatan, promosi kesehatan, dan peningkatan kualitas hidup. Ini, menjadi salah satu produk wisata yang diminati selama pandemi COVID-19, sehingga pertumbuhan dan pengembangan produknya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan mendapat perhatian masyarakat global.

“Wellness tourism menjadi tren karena perilaku wisatawan yang mulai memperhatikan kesehatan mereka, baik kesehatan fisik maupun mental, kualitas hidup, dan kebahagiaan,” jelasnya.

Sendra mengatakan, Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata favorit wisatawan asal negara Tiongkok sebelum pandemi COVID-19. Ketertarikan wisatawan Tiongkok terhadap Bali disebabkan pemandangan pantai dan alam Bali yang begitu indah, di samping juga karena adanya ikatan sejarah dan budaya pada abad ke-12, yaitu pada masa pemerintahan Raja Sri Jaya Pangus di Bali.

Baca juga:  Ribuan Pengungsi Pulang, Puluhan Tenda di GOR Swecapura Dibongkar

Akulturasi budaya tidak hanya sebatas penggunaan mata uang berupa koin, ornamen, namun adopsi ilmu seni beladiri juga terjadi di Bali, yaitu melalui ilmu seni beladiri Tai Chi. “Ilmu seni beladiri Tai Chi menjadi salah satu produk wellness tourism, karena Bali mengadopsi seni bela diri Tai Chi untuk tujuan kesehatan yang ditawarkan kepada wisatawan,” sebut Sendra. (Adv/balipost)

BAGIKAN