Arsip - Anggota serikat Solidaritas Pengemudi Truk Kargo mengikuti aksi protes di depan pabrik Kia Motor di Gwangju, Korea Selatan, 10 Juni 2022. (BP/Ant)

SEOUL, BALIPOST.com – Sejak tujuh hari lalu, ribuan sopir truk di Korea Selatan melakukan pemogokan untuk menuntut tambahan upah di tengah kenaikan harga bahan bakar. Aksi mereka telah mengganggu proses produksi, memperlambat pengiriman dan menimbulkan risiko baru pada rantai pasokan global.

Dikutip dari kantor berita Antara, Senin (13/6), dampak pemogokan itu berpengaruh terhadap sejumlah sektor. Diantaranya, Otomotif. Pabrik terbesar Hyundai Motor Co di Ulsan mencatat penurunan produksi hingga sekitar 60 persen pada Jumat karena kekurangan komponen, menurut pengurus serikat di produsen otomotif itu. Pabrik itu beroperasi ekstra selama akhir pekan untuk mengejar pesanan.

Hyundai mengakui adanya gangguan, tetapi menolak memberikan perincian. Pabrik di Ulsan memproduksi sekitar 6.000 unit kendaraan per hari, kata serikat.

Aksi mogok telah membuat Hyundai merugi sekitar 4.000-5.000 unit senilai 235 miliar won (Rp2,67 triliun) hingga Jumat. Ratusan pengemudi truk berunjuk rasa di depan pabrik Hyundai di Ulsan pada akhir pekan tetapi tidak memblokade kendaraan yang keluar-masuk, kata seorang saksi.

Karyawan Kia Corp mengirim mobil yang baru dirakit untuk memenuhi pesanan, kata sejumlah pelanggan. Juru bicara Kia belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Hankook Tire & Technology Co Ltd, pemasok raksasa otomotif seperti Volkswagen AG dan Mercedes-Benz Group AG, mencatat penurunan pengiriman harian hingga sekitar 50 persen dari normal, kata juru bicaranya.

Baca juga:  Ribuan Angkatan Kerja Belum Terserap Dunia Usaha

Kemudian, dampak mogok juga berpengaruh pada sektor industri baterai. Produsen baterai LG Energy Solution Ltd, SK On, dan Samsung SDI Co Ltd bersama-sama menguasai lebih dari seperempat pasar baterai listrik global.

Salah satu produsen baterai mengirim barang sebelum aksi mogok untuk berjaga-jaga, kata seorang sumber anonim. Produsen itu tidak mengalami gangguan pekan lalu tetapi akan mengevaluasi penanganan kiriman jika aksi mogok berlanjut, katanya.

Dampak terhadap semikonduktor. Para sopir yang mogok berencana menghentikan pengiriman bahan baku semikonduktor yang diproduksi di Ulsan, kata pengurus serikat Park Jeong-tae.

Samsung Electronics Co Ltd dan SK Hynix Inc, dua produsen keping memori terbesar di dunia, menolak berkomentar. Seorang sumber di salah satu produsen utama semikonduktor memperkirakan tidak akan ada gangguan dalam waktu dekat berdasarkan persediaan bahan baku.

Dampak terhadap semen dan Baja. Produsen baja POSCO Holdings Inc mengatakan pemogokan telah menunda sepertiga pengiriman dari dua pabriknya atau 35.000 ton per hari.

Sebuah produsen semen telah berhenti mengirim selama empat hari hingga Jumat ketika para sopir truk berkumpul di luar gerbang. Bahan baku semakin habis dan gudang penyimpanan hampir penuh, kata seorang eksekutifnya.

Sopir-sopir truk memblokade akses masuk ke pabrik Hanil Cement Co Ltd dan Sungshin Cement Co Ltd di provinsi Chungcheong, kantor berita Newsis melaporkan.

Baca juga:  RUU RPJPN 2025-2045 Disetujui Menjadi Undang-Undang

Kedua produsen itu berencana menambah pengiriman lewat kereta api untuk mengurangi dampak, kata Newsis.

Juru bicara Hanil menolak mengomentari blokade itu, tetapi memastikan bahwa perusahaannya menggunakan kereta untuk mengangkut bahan baku. Fasilitas produksi tahap akhir perusahaan itu telah berhenti beroperasi akibat kekurangan ruang penyimpanan, katanya.

Seorang petinggi Asosiasi Semen Korea mengatakan pada Minggu bahwa sekitar 90 persen semen tidak bisa diangkut dari pabrik-pabrik anggotanya akibat pemogokan.

Asosiasi itu memperkirakan pendapatan harian yang hilang mencapai sekitar 15 miliar won (Rp170,73 miliar) sejak aksi mogok dimulai Selasa lalu. Hingga Jumat, total kerugian diperkirakan mencapai 60 miliar won.

Dampak selanjutnya terhadap sektor penyulingan dan petrokimia. Rata-rata pengiriman harian produk petrokimia Korsel telah terpangkas hingga 10 persen dari volume normal 74.000 ton sejak pemogokan, menurut Asosiasi Industri Petrokimia Korea, Senin.

Jumlah kendaraan yang memasuki kompleks petrokimia Ulsan anjlok sekitar 90 persen dari biasanya. Para sopir truk meminta rekannya yang bukan anggota serikat untuk tidak memasuki kompleks, kata Park dari serikat sopir truk. Pemogokan mengancam logistik bagi polietilen dan polipropilen, kata seorang sumber.

Sebuah penyuling besar mengaku belum melihat dampak signifikan pada pengiriman hingga Kamis. Pompa-pompa bensin biasanya memiliki cadangan hingga dua pekan, tetapi situasinya akan memburuk jika pemogokan berlarut-larut, kata seorang eksekutif di perusahaan itu.

Baca juga:  Korea Selatan Kembali Terapkan Aturan Jarak Sosial

Korsel memiliki kapasitas penyulingan terbesar kelima di dunia dan memiliki kapasitas penyulingan minyak mentah 3,3 juta barel per hari pada awal 2020.

Dampak mogok terhadap HiteJinro. Polisi telah menangkap lebih dari 24 orang, termasuk anggota serikat sopir truk, karena memblokade pabrik bir HiteJinro Co Ltd di Icheon, Seoul, kata kantor berita Yonhap.

Juru bicara HiteJinro menolak berkomentar tentang penangkapan itu, tetapi memastikan bahwa anggota serikat sopir truk memblokade jalan masuk di dua pabriknya di Incheon dan Cheongju.

Blokade itu membuat perusahaan kesulitan logistik dan mengurangi pengiriman produk sampai 60 persen dari biasanya hingga Minggu.

Dampak aksi mogok terhadap pelabuhan dan kontainer. Pelabuhan Busan, pelabuhan kontainer terbesar ketujuh di dunia, mengatakan pemogokan telah memangkas lalu lintas kontainer sebesar dua pertiga dari biasanya.

Tempat-tempat penyimpanan kontainer mulai penuh dan otoritas sedang mencari cara untuk menambah kapasitas, kata seorang pejabat pemerintah.

Lalu lintas kontainer di pelabuhan Ulsan, yang menyumbang sekitar 10 persen lalu lintas pelabuhan di Korsel, telah ditangguhkan sejak Selasa, menurut seorang pejabat. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *