Di Kubu, pengungsi disediakan bilik per KK untuk memberikan privasi dan kenyamanan. (BP/nan)
BANGLI, BALIPOST.com – Pascastatus Gunung Agung diturunkan dari Level IV (Awas) ke level III (Siaga), banyak warga yang mengungsi di Bangli kembali ke rumah mereka. Menurunnya jumlah pengungsi dimanfaatkan untuk menyediakan privasi untuk pengungsi. Caranya dengan membuat bilik per Kepala Keluarga (KK).

Sekarang ini pengungsi yang masih mengungsi hanya 434 orang, tersebar di dua tempat yakni di Kubu dan SKB Kayuambua Susut.

Komandan Posko Penanganan Darurat Bencana Gunung Agung di Kabupaten Bangli Letkol Cpn. Andy Pranoto, Rabu (8/11) mengungkapkan pengungsi mulai pulang sejak status Gunung Agung turun beberapa hari lalu. “Sebelum status Gunung Agung turun, pengungsi di Posko Kubu mencapai 971 pengungsi. Sedangkan untuk jumlah di SKB Kayuambu Susut sebanyak 385 orang. Dan kini pengungsi di Kayuambu masih tersisa 186 orang dan di Kubu 248 orang,” ungkapnya.

Baca juga:  Pandemi COVID-19 Tak Surutkan Daya Cipta Kreasi Seniman

Menurut Letkol Andy Pranoto, mengingat jumlah pengungsi sudah sedikit, pihaknya berencana untuk menggabungkan pengungsi di SKB Kayuambu ke posko Kubu. “Rencananya memang memang seperti itu. Tapi tidak semua pengungsi di SKB bisa kita pindahkan ke Kubu. Karena beberapa pengungsi yang membawa ternak mereka yang dititip di Pasar Hewan Kayuambua yang dekat dengan juga beberapa pengungsi juga sudah mendapatkan pekerjaan sambilan di dekat SKB,” kata Letkol Andy Pranoto.

Baca juga:  Pengungsi Asal Amerta Bhuana Meninggal di Talibeng

Salah seorang pengungsi asal Banjar Pura, Desa Sebudi, Selat, Karangasem Ni Kadek Wartini mengungkapkan per KK kini disediakan bilik. “Semua bahan diberikan oleh donatur. Sementara untuk pembuatannya dilakukan secara swadaya,” katanya.

Dengan dibuatkannya bilik itu, kata Wartini, keluarga sedikit lebih nyaman.

Koordinator Yakkum Emergency Unit, Wirasiung mengatakan bantuan yang diberikan untuk pembuatan bilik ini karena ingin membantu para pengungsi agar merasa lebih nyaman selama berada di pengungsian. Pihaknya ingin menciptakan tempat yang nyaman dan aman untuk pengungsi. “Sebelumnya kita sudah bantu untuk pembuatan MCK untuk pengungsi disabilitas, lansia, dan ibu hamil. Kebetulan setelah berkoordinasi dengan BPBD, pengungsi akan dibuatkan bilik per KK, makanya kita bantu alat-alat yang dibutuhkan,” katanya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Gepeng di Kuta, Beralasan Mencari Biaya Hidup Karena Mengungsi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *