TABANAN, BALIPOST.com – Ni Wayan Wandani korban meninggal lakalantas bus beruntun di Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, akan diupacarai dengan prosesi dikubur di setra desa adat Pacung Baturiti, Senin (20/6). Korban meninggal di lokasi karena di bagian pinggang ke bawah mengalami luka parah.
Korban yang memiliki tiga orang anak ini ditabrak ketika berjalan kaki hendak “ngelungsur” banten di rumahnya. Pihak keluarga pun sudah mengiklhaskan kejadian ini.
Namun, mereka meminta supaya perusahaan bus pariwisata mempunyai itikad baik untuk datang ke rumah duka. Informasi saksi-saksi, sebelum ditabrak bus sampai meninggal, Ni Wayan Wandani sedang bersama anaknya masih kecil.
Saat bus tersebut mendekat, Wandani menyelamatkan anaknya dengan melempar ke pinggir jalan. “Informasi di TKP demikian (korban melempar anaknya). Korban yang ditabrak bus hingga meninggal, sedangkan anaknya selamat,” kata sumber anggota Polda Bali, Minggu (19/6).
Petugas tersebut menambahkan, untuk penanganan kasus ini tetap dilakukan Satlantas Polres Tabanan. Alasannya TKP berada di wilayah Tabanan dan untuk mempermudah proses penyelidikannya.
Terkait kronologisnya, petugas yang enggan disebutkan identitasnya ini menyampaikan, dari keterangan warga, informasinya berawal dari asap mengepul di bagian belakang bus tersebut. Setelah itu rem bus blong dan akibatnya melaju cepat karena jalannya menurun. “Sopir bus sudah pasang persneling kecil dengan maksud mengurangi laju bus tapi gagal,” ucapnya.
Mengingat saat itu sedang macet, akhirnya sopir bus banting setir ke kanan dan ke kiri. Alhasil bus tersebut menabrak tujuh mobil dan tiga sepeda motor. “Posisi bus itu saat ini saya belum tahu. Sedangkan mobil yang ditabrak bus itu sekarang posisinya diamankan di gudang es dekat Polsek Baturiti,” tegasnya. (Puspawati/balipost)