Wagub Bali, Cok Ace melakukan peletakan batu pertama pembangunan Paon Bali di IPB Internasional, Jumat (24/6). (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Saat ini paon (dapur) masyarakat Bali telah banyak mengalami modernisasi. Sudah kehilangan keasliannya yang didasari oleh tradisi turun-temurun leluhur Bali.

Oleh karena itu, Institut Pariwisata dan Bisnis (IPB) Internasional menginisiasi pembangunan Paon Bali sesuai dengan aslinya. Paon Bali ini juga akan dijadikan mini museum sebagai tempat menyimpan alat-alat masak tradisional Bali. Selain juga digunakan untuk kursus singkat memasak makanan tradisional Bali bagi pelajar internasional yang belajar di Bali.

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Paon (Dapur) Bali IPB Internasional pun dilakukan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) Jumat (23/6). Serangkaian dengan itu, Wagub Cok Ace yang merupakan praktisi pariwisata Bali juga turut membuka Table Talk Series “Bali Destination of Tomorrow” bertempat di Auditorium IPB Internasional.

Baca juga:  Jaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali

Cok Ace menyebut bahwa topik ini sangat penting untuk didiskusikan dan disepakati bersama untuk menentukan tujuan ke depan Pariwisata Bali. “COVID-19 sangat menyadarkan kita semua arah perkembangan pariwisata, tidak hanya Bali tapi juga dunia. Kita harus sepakati kemana trend Pariwisata Bali ke depannya. Kalau kita lihat fenomena saat ini trend yang dikembangkan adalah pariwisata berbasis lingkungan. Walaupun sebenarnya kalau di Bali, yang dimaksud lingkungan tidak hanya lingkungan alam, namun juga budaya Bali,” ujar Cok Ace.

Baca juga:  Anggaran Tak Kunjung Disetujui, Ini Ancaman Bawaslu soal Pilgub Bali

Cok Ace mengatakan bahwa bukan karena Covid-19, namun tanda-tanda pergeseran tren pariwisata Bali telah ada sejak beberapa dekade yang lalu. Dan ini telah disadari, melalui visi Pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.

Pemerintah Provinsi Bali telah berupaya membentengi alam dan budaya Bali dengan menerbitkan peraturan dan kebijakan sebagai upaya perlindungan alam, budaya, serta tradisi Bali. Tokoh Puri Agung Ubud ini menyebut bahwa konsep Padma Buana pun telah diterapkan dalam pembangunan infrastruktur di Bali. Yaitu, tidak lagi terfokus di Bali Selatan namun telah seimbang di setiap wilayah.

Baca juga:  Kasus DID Tabanan 2018, KPK Periksa Kabag di BPD Bali

Di Timur dengan penataan kawasan Pura Besakih, di Selatan dengan pembangunan Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Benoa dan pembangunan Rumah Sakit Internasional, di Barat di bangun Tol Denpasar-Gilimanuk, di Utara dibangun Tower Turyapada dan di arah Tengah (Tengah Pulau Bali) dengan dibangunnya Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Kabupaten Klungkung.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala LLDIKTI wilayah 8, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si, Ketua Yayasan Dharma Widya Ulangun, Dr. Drs. I Nyoman Gede Astina, M.Pd., CHT., CHA., Rektor IPB Internasional Dr. I Made Sudjana, SE., MM., CHT., CHA, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan kabupaten/kota serta stakeholder pariwisata Bali. (kmb/balipost)

BAGIKAN