Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster membuka Lomba Desain dan Peragaan Busana Adat Kerja ke Kantor Serangkaian Bulan Bung Karno IV Tahun 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Sabtu (25/6). (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Serangkaian Bulan Bung Karno IV Tahun 2022, Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster membuka Lomba Desain dan Peragaan Busana Adat Kerja ke Kantor di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Sabtu (25/6). Istri Gubernur Bali, Wayan Koster ini mengatakan, setiap Bulan Juni diperingati sebagai Bulan Bung Karno.

Peringatan ini untuk mengajak semua ingat akan sejarah bangsa serta paham bagaimana mempertahankan, mengisi dan melanjutkan semangat dari para pejuang bangsa. Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini menambahkan bahwa penyelenggaraan kegiatan lomba ini merupakan salah satu implementasi dari konsep Trisakti yang dirumuskan oleh Bung Karno. Yaitu, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Baca juga:  Dekranasda Bali Gandeng Dunia Usaha Promosikan "Wastra" Bali di Paris

“Kepribadian sebuah bangsa akan ditunjukkan dari cara kita berbusana, bagaimana kita berbusana yang simple, elegan, anggun dan menggambarkan jiwa bangsa Indonesia,” ujar Putri Suastini Koster.

Bunda Putri menambahkan dalam berbusana, baik itu busana adat ke kantor, ke pesta maupun ke pura untuk sembahyang, ada pakem-pakemnya tersendiri dengan filosofinya masing masing. Untuk pakaian adat wanita secara umum akan terdiri dari Kamen, kebaya dan selendang.

Sedangkan pakaian adat pria terdiri dari Kamen, saput, baju dan udeng. Mungkin perbedaannya akan terlihat dimana pakaian adat ke kantor bisa lebih modis dan berinovasi, sedangkan pakaian pesta lebih meriah dan gemerlap dan pakaian ke pura cenderung lebih simple.

Baca juga:  Penghasil PAD Tapi Tak Punya Gedung, Dinas Perijinan Tabanan Kembali Pindah Kantor

Pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menekankan, agar dalam penggunaan busana khususnya kebaya selalu memperhatikan estetika dan etika. Baik itu terkait pemilihan bahan kebaya, panjang kebaya bagian belakang serta panjang lengan kebaya.

Sehingga busana yang digunakan akan terlihat berestetika, elegan dan menampilkan kepribadian kita. “Dengan berbusana yang berestetika, maka keanggunan kita sebagai wanita akan terpancar meskipun tertutup sekalipun,” ucapnya.

Pada kesempatan ini, Bunda Putri mengajak para desainer untuk menawarkan kebaya yang berestetika dan kembali kepada pakem pakem yang ada.

Baca juga:  Peringatan HUT RI ke-74 di Bali, Pertama Kali Kenakan Busana Adat 

Lomba Desain dan Peragaan Busana Adat Kerja ke Kantor ini diikuti sekitar 65 pasang peserta dan memperebutkan juara 1 hingga juara 6, dengan hadiah sebesar Rp 10 juta rupiah. Untuk juara 1 Rp 7, 5 juta, untuk juara 2 dan 3 Rp 5 juta yang dipersembahkan oleh panitia Bulan Bung Karno Provinsi Bali.

Sedangkan juara 4 dengan total hadiah Rp 4,5 juta, juara 5 dengan hadiah 3,5 juta dan juara 6 memperoleh hadiah sebesar Rp 2,5 juta yang dipersembahkan oleh Bank BPD Bali, Balimall.id, dan PT Jamkrida Bali. Keseluruhan pengumuman pemenang dan pengambilan hadiah akan diserahkan pada saat penutupan Bulan Bung Karno pada akhir Juni mendatang. (kmb/balipost)

BAGIKAN