Gubernur Bali, Wayan Koster melaksanakan Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih dan Pedudusan Alit di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng bersama Pengrajeg Karya yang sekaligus menjabat sebagai Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, Selasa (28/6). (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster melaksanakan Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih dan Pedudusan Alit di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng bersama Pengrajeg Karya yang sekaligus menjabat sebagai Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, Selasa (28/6). Hadir pula, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dan Bupati Jembrana, Nengah Tamba.

Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih dan Pedudusan Alit di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek terlaksana berkat dukungan penuh Gubernur Koster. Pemprov Bali memberikan program Pemugaran Beji dan Pura Payogan Agung Segara Rupek dengan nilai kontrak Rp5,9 miliar lebih.

Gubernur Koster menceritakan saat bertugas di DPR RI Fraksi PDI Perjuangan selama 3 periode telah menyempatkan waktu melakukan persembahyangan di Pura Segara Rupek seraya mendengarkan sejarah Pura ini dari sang istri (Ny. Putri Suastini Koster). Diceritakan Ida Bhatara Mpu Siddimantera sedang beryoga semadi di tempat suci ini kehadapan Hyang Siwa hingga dengan kesaktiannya menorehkan tongkatnya sebanyak tiga kali ke tanah dengan mampu memisahkan Jawa dan Bali. “Kemudian astungkara, titiang menjadi Gubernur Bali dan dilantik pada 5 September 2018. Begitu dilantik menjadi Gubernur Bali, Menteri PUPR Republik Indonesia kemudian menelepon saya dengan memiliki keinginan untuk meneruskan rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Bali dan Jawa. Secara spontan, saya langsung menjawab ke bapak menteri dengan menyatakan tidak boleh pak meneruskan rencana pembangunan jembatan ini dengan memperhatikan aspek sejarah yang sangat spiritual dan sifatnya sangat sakral dan tidak bisa saya langgar. Saat itu juga saya memohon maaf kepada bapak menteri untuk tidak meneruskan pembangunan jembatan ini,” cerita Gubernur Koster.

Baca juga:  Gubernur Koster ‘’Angayu Bagia’’ Kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin, Doa dan Dukungan Rakyat Bali Menyertai Perjalanan Jokowi

Lebih lanjut orang nomor satu di Pemprov ini menceritakan di masa pandemi COVID-19 kembali melakukan persembahyangan keliling Pulau Bali, termasuk di Pura Segara Rupek. Namun, sebelum sembahyang ke tempat suci yang berada di tengah kawasan hutan lindung Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas 19.002,89 Ha tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini terlebih dahulu disarankan agar melakukan persembahyangan di Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek.

Begitu masuk Pura Payogan Agung Segara Rupek, Gubernur Koster terenyuh melihat pelinggihnya dalam kondisi tidak terawat dan memadai. “Karena saya meyakini di Pura ini sangat penting dan memiliki nilai sejarah, maka usai bersembahyang saya dengan yakin menyatakan Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek harus dibangun termasuk jalannya,” ujarnya.

Baca juga:  Dipuji, Keberanian Bali Jadi Pionir Bahas Dana Kontribusi Wisatawan

Gubernur Koster menceritakan pada saat sembahyang ada suara merdu burung titiran yang begitu lama didengarnya. “Atas hal inilah saya meyakini niat baik tersebut direstui oleh Hyang Widhi Wasa, saat itu juga saya sempat menelepon Bapak Jaya Negara yang masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Denpasar dengan menyatakan pembangunan Pura ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Bali sebagai wujud nyata untuk memuliakan keluhuran Ida Bhatara Mpu Siddimantera,” tandasnya.

Atas program Pemugaran Beji dan Pura Payogan Agung Segara Rupek yang diprakarsai oleh Gubernur Koster ini berlangsung, kemudian pria asal Desa Sembiran, Buleleng tersebut menceritakan selalu mendapatkan kemudahan jalan untuk membangun Program Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih dengan menugaskan Arsitek Bali, Popo Danes untuk mendesain program tersebut dengan hasil dilancarkan, bahkan desainnya juga digratiskan dengan jiwa ngayah.

“Astungkara Pura Dang Kahyangan Payogan Agung Segara Rupek sekarang sudah terbangun, saya memaknai pura ini dengan posisinya yang sangat strategis sebagai tempat suci yang memiliki spirit niskala untuk menjaga Pulau Dewata. Untuk itulah ke depan, jangan sampai ada Gubernur Bali yang terjebak oleh rayuan untuk membuat jembatan Jawa-Bali, jadi kita harus jaga betul spirit beliau. Kemudian untuk menjaga kelestarian tempat suci ini, saya sedang menyiapkan Peraturan Gubernur Bali untuk melestarikan Pura Sad Kahyangan seluruh Bali, sehingga peran Pemerintah Provinsi Bali akan terus hadir memberikan upaya-upaya pelestarian,” ungkapnya.

Baca juga:  Kepala Daerah Dipilih DPRD Tidak Wakili Aspirasi Rakyat

Mengkahiri sambutannya yang ditandai dengan penandatanganan prasasti, Gubernur BKoster mengajak Pasemetonan Catur Warga (Arya Wang Bang Pinatih, Arya Wang Bang Sidemen, Arya Wang Bang Wayabya dan Sira Agra Manikan) untuk guyub dengan sama-sama dapat ngrastiti bhakti membangun Bali sesuai visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Pengrajeg Karya Jaya Negara mengucapkan terima kasihnya kepada Gubernur Koster atas bantuan yang telah diberikannya. “Ini wujud bhakti kita semua kepada Ida Bhatara, semoga Bapak Gubernur Bali senantiasa diberikan kesuksesan dan kesehatan dalam menjalankan swadharma-nya di Jagad Bali, dan Krama Bali selalu diberikan kedamaian dan kerahayuan,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN