DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak 63 kasus ternak sapi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) ditemukan di Bali. Temuan ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, I Wayan Sunada di Denpasar, Sabtu (2/7).
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Sunada mengatakan kasus PMK pertama kali muncul di Gianyar. Ia menyebut 63 kasus sapi PMK yang ditemukan di Bali muncul tiba-tiba pada Juni 2022. “Kasus pertama adalah di Kabupaten Gianyar, Desa Medahan ada 38 kasus, di Kabupaten Buleleng, Desa Lokapaksa 21 kasus dan di Kabupaten Karangasem empat,” ujarnya.
Disebutkannya juga, sebanyak 55 di antaranya telah berhasil dimusnahkan. “Total 63 kasus, yang sudah stepping out atau pemusnahan 55, sisa 8 ekor,” katanya.
Sapi terjangkit yang berasal dari Kabupaten Gianyar saat ini telah dimusnahkan seluruhnya, dan belum ditemukan kembali gejala serupa. Namun terhadap 22 kasus di Buleleng, proses pemusnahan belum berlangsung terhadap empat sapi, begitu pula empat ekor sapi positif PMK di Karangasem.
“Yang paling tepat kita lakukan adalah pemusnahan untuk menghilangkan sumber-sumber penyakit. Lalu sumber penyakitnya sudah kita hilangkan semoga Bali akan kembali menjadi hijau, hanya lagi delapan kasus itu,” kata Sunada.
Menurut dia, pemotongan paksa terhadap hewan terjangkit PMK adalah solusi terbaik. Pasalnya jika hewan positif hanya dirawat atau karantina tetap berpotensi menjadi pembawa virus.
Ia menyadari pemilik sapi terjangkit di Bali menjadi korban dari penyakit menular pada hewan ini. Sunada hanya dapat meminta masyarakat paham dengan kondisi tersebut karena wabah ini tidak dapat dihindari.
Terkait penyebab munculnya kasus positif di Bali, Kadistan pangan belum dapat memastikan penyebabnya. Pihaknya hingga kini masih mencari jejak penularan kasus PMK di Pulau Dewata.
Sunada juga mengaku kaget lantaran kasus positif justru ditemukan di tiga daerah tersebut, sedangkan pengawasan ketat terhadap hewan maupun kendaraan pengangkut telah dilaksanakan di kawasan pelabuhan.
“Begitu balik dari Jawa akan dibersihkan atau dimandikan mobilnya disemprot disinfektan. Ini dilakukan di Gilimanuk, Celukan Bawang, Karangasem kita jaga ketat disana,” kata Sunada dihadapan media.
Kendati virus PMK pada hewan akhirnya memasuki Bali, Sunada masih tetap optimis bahwa wabah ini akan segera berakhir. Upaya “lockdown” diterapkan agar hewan-hewan tersebut tak dapat dikirim menuju luar Bali. (kmb/balipost)