MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) setempat melakukan vaksinasi terhadap ternak sapi. Vaksinasi pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dilakukan di Sentra Ternak Sobangan, Selasa (5/7).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana mengatakan vaksinasi dilakukan oleh tim vaksinator bersama Satgas Penangan PMK Kabupaten Badung. “Ya betul tadi ada pencanangan vaksinasi PMK. Untuk tahap awal Badung baru mendapatkan alokasi sebanyak 1.000 dosis,” ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan vaksinasi sebagai salah satu langkah pemerintah untuk mencegah penyebaran PMK. Pihaknya bersama-sama Satgas Penanganan PMK dengan melibatkan berbagai instansi akan terus melakukan upaya pencegahan.
“Kegiatan vaksinasi ini akan menyasar semua ternak sapi yang saat ini jumlahnya sekitar 34.141 ekor, namun pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sesuai ketersediaan vaksin yang diberikan oleh pemerintah pusat,” terangnya.
Dijelaskan, vaksinasi akan difokuskan untuk desa dan kelurahan yang jaraknya 3 Km dari sumber penularan, sehingga kegiatan vaksinasi PMK dalam Minggu ini akan diprioritaskan di Kelurahan Kuta, Legian, Seminyak dan Kerobokan Kelod. “Selanjutnya akan diperluas agar dapat menjangkau semua desa/kelurahan di Badung,” katanya.
Di samping melakukan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan sapi, pihaknya juga berkoordinasi dengan Satgas PMK Badung untuk melakukan penutupan sementara transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit mulai 5- 19 Juli 2022 untuk memutus mata rantai siklus penyebaran virus PMK.
Dalam kegiatan tersebut tim Vaksinator yang berjumlah 4 orang memberikan suntikan vaksin jenis Aptopor kepada 200 ekor sapi yang ada di Sentra Ternak Sobangan. Upaya ini merupakan langkah pencegahan yang dilakukan tehadap ternak sapi di Badung.
Terpisah, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengakui telah memerintahkan Dinas Pertanian dan Pangan Badung merekrut tenaga yang profesional dan kompeten sehingga bisa cepat mengidentifikasi jika ada hewan yang bergejala. “Kami juga mengarahkan untuk meng-hire (merekrut) tenaga berkompeten khususnya akademisi sehingga uji laboratorium bisa dilakukan dengan cepat,” ujarnya. (Parwata/balipost)