SINGARAJA, BALIPOST.com – Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Buleleng mulai bergerak untuk mencegah meluasnya penularan. Berdasarkan data, satgas menemukan sebanyak 268 ekor sapi terpapar PMK.
Beruntung, dari ratusan sapi itu semuanya masih dalam kondisi hidup. Belum ditemukan kasus kematian ternak spai akibat PMK.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa usai memimpin rapat koordinasi (rakor) penanganan PMK, Kamis (7/7) mengatakan, berdasarkan hasil investigasi di lapangan paling banyak ternak sapi yang terpapar PMK ada di Kecamatan Gerokgak. Di daerah ini ternak warga yang telah terinfeksi penyakit ini ada di empat desa.
Kemudian di Kecamatan Seririt ditemukan penyakit PMK telah menyerang ternak warga dia dua desa. “Data yang kita himpun sudah ada 268 ekor spai di dua kecamatan itu terpapar penyakit ini. Hasil investigasi lanjutan semuanya dalam keadaan sehat dan belum ada kematian, namun demikian dari jumlah ternak terpapar itu sebanyak 24 ekor masuk kategori boleh disemblih secara bersyarat,” katanya.
Menurut mantan Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Buleleng ini, Dinas Pertanian (Distan) bersama anggota satgas di kabupaten telah mengambil langkah pengendalian. Penanganan cepat ini dilakukan jangan sampai wabah ini menyerang populasi ternak yang lain.
Apalagi, sesuai kajian teknis menyebutkan kalau ada satu ekor ternak saja terpapar, penularannya begitu cepat hingga mencapai 100 persen. “Artinya kalau ada 1 ekor saja yang terpapar, maka seluruh populasi di loaksi itu akan tertular oleh penyakit ini, sehingga pengendalian kita lakukan dengan massif, sehingga penularannya bisa diputus,” tegasnya.
Untuk menekan penularan kasus, Sekda Suyasa menyebutkan, upaya yang kini ditempuh adalah melancarkan vaksin PMK menyasar ternak sapi di wilayah yang ditemukan kasus hingga pada radius yang telah ditentukan. Vaksinasi ini telah dilancarkan mulai kemarin dengan stok vaksin PMK yang telah disiapkan sebanyak 2.000 dosis.
Vaksin ini meurpakan bantuan dari Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Pencegahan lainnya adalah melaksanakan penyemprotan dengan disinfektan dan melancarkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada warga dan peternak agar mewaspadai penularan wabah PMK. Salah satu caranya adalah senantiasa menjaga kebersihan dan sanitasi kandang ternak. (Mudiarta/balipost)