Wagub Bali dan Bupati Lumajang menandatangani Prasasti Pura Ulun Ranu Pane Lumajang. (BP/Istimewa)

LUMAJANG, BALIPOST.com – Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok Oka Sukawati yang didampingi Ny. Tjok Putri Hariyani Ardhana Sukawati, dan sejumlah Kepala OPD Provinsi Bali merasa terharu atas pembangunan wantilan Pura Ulun Ranu Pane dan pelataran jaba sisi (halaman luar) pura. Seluruhnya nampak sudah rapi dengan penataan vaping dan tanaman, lengkap dengan gapura yang kokoh.

“Keinginan dan rencana untuk membenahi pelataran jaba sisi pura dan membuatkan satu wantilan yang nantinya sebagai tempat pemedek berteduh jika turun hujan dan untuk beristirahat, baru setahun yang lalu saya utarakan kepada Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq, namun saat ini saya lihat sudah tertata rapih, indah dan juga bersih. Sungguh luar biasa, ini menunjukkan adanya kesamaan visi antara pemerintah daerah Bali dengan pemerintah kabupaten Lumajang,” kata Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace.

Ia menyampaiaknnya dalam sambutannya saat upacara pemelaspasan sekaligus penandatanganan prasasti, peletakan batu dasar pembangunan wantilan sekaligus piodalan Pura Ulun Ranu Pane, Lumajang, Jawa Timur, Wraspati Umanis, Wuku Pahang (14/7). Dipaparkan Wagub Cok Ace, bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Lumajang sudah sejalan dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, terdapat enam poin utama yang diterapkan dalam membangun Bali.

Baca juga:  Cuti Idul Fitri, Pelayanan di MPP Buka Setengah Hari

Keenam poin yang dijabarkan antara lain Atma Kerthi yakni sebuah konsep menjaga hubungan baik antara manusia dengan Hyang pencipta. Terutama dalam upaya mewujudkan upacara piodalan yang dilaksanakan minimal setahun sekali untuk mengimbangi pembangunan fisik pura.

Yang kedua adalah Jana Kerthi yakni manusia sebagai mahluk pribadi harus mampu melakukan penyeimbangan antar pikiran dan perasaan agar tumbuh harmonisasi dalam hidup, baik itu dengan sesama mahluk dan juga alam semesta.

Yang ketiga adalah Jagad Kerthi dimana manusia sebagai mahluk sosial diharapkan mampu menjaga integritas dan sinergitas hubungan persaudaraan baik antara masyarakat Bali dengan masyarakat Lumajang.

Yang keempat adalah Danu Kerthi, semua wajib turut serta melakukan pengelolaan agar danau yang ada disekitar pura bisa berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat setempat, oleh sebab itu dalam rangka menjaga kesucian tempat dan lingkungan sekitar maka perlu dilakukan upacara pakelem.

Yang kelima adalah Wana Kerthi yang mengisyaratkan kita sebagai mahluk Tuhan paling sempurna diantara yang lain mampu berperan serta menjaga dan melindungi kawasan hutan agar tetap hijau dan lestari.

Baca juga:  Dekati Nataru, Kuta dan Kutsel Mulai Padat Merayap

Sedangkan yang keenam adalah Segara Kerthi yang memiliki makna agar kita semua menjaga lingkungan dan kebersihan sungai atau laut.

Ditambahkan Wagub Cok Ace, letak Pura Ulun Ranu Pane yang berdekatan dengan masjid penduduk setempat, diharapkan tetap damai dan rukun, tanpa harus bergesekan. Karena hanya dengan rukun dan hidup saling berdampingan penuh toleransilah akan dapat fokus membangun wilayah. “Jangan sampai kita terpecah belah hanya karena hal kecil. Jika terdapat satu permasalahan, marilah kita duduk bersama dan bertukar pendapat. Sehingga tidak akan ada satu orangpun yang mampu memecah kedaulatan dan keutuhan kita bersaudara,” tegas Wagub Cok Ace yang juga salah satu Penglingsir Puri Ubud ini.

Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq yang hadir didampingi istri menyampaikan bahwa Pura Ulun Ranu Pane ini adalah pura yang terletak 2.100 MDPAL dan menjadi tempat jujukan masyarakat yang ada di Ranu Pane ini adalah masyarakat majemuk yang memiliki nilai budaya dan cara hidup Hindu yang diteruskan oleh masyarakat setempat. Di samping juga menjadi nilai penghormatan kepada umat Hindu, dengan umat yang berbeda agama, karena di samping Pura Ulun Ranu Pane juga terdapat satu masjid yang digunakan bersembahyang bagi masyarakat setempat yang beragam Islam.

Baca juga:  Hasil Pleno KPU Bangli, Ini Keunggulan Suara Sedana Arta-Diar

“Sesuai rencana, di depan Pura Ulun Ranu Pane akan dibuatkan rest area, sehingga bagi umat Hindu atau Islam yang datang untuk beribadah di tempat sucinya masing-masing akan merasakan suasana wisata religi yang sesungguhnya. Di samping pura terdapat hamparan danau yang berhawa sejuk, depan pura terdapat rest area yang ditata dan dibuatkan tempat bagi pelaku UMKM, dengan begitu perekonomian masyarakat setempat juga akan berputar dengan baik,” ungkap Bupati.

Ketua PHDI Kabupaten Lumajang Edy Sumianto mengatakan bahwa keberadaan Pura Ulun Ranu Pane diharapkan mampu memberikan vibrasi positif bagi masyarakat sekitar sehingga mampu memajukan Lumajang secara bersama-sama ke depannya. Pihaknya juga sangat berterima kasih kepada Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok. Oka Sukawati (Cok Ace) dan Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq yang dengan gigih dan konsisten melakukan penataan pura hingga menjadi seperti saat ini. (kmb/balipost)

BAGIKAN