DENPASAR, BALIPOST.com – Seniman lokal, desainer, dan komunitas kreatif bekerjasama dalam “Charcoal for Children” yang merupakan program menumbuhkembangkan kreativitas anak-anak. Kegiatan yang mengembangkan daya kreasi dan seni anak ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan melalui pembuatan lukisan menggunakan arang sebagai alat untuk mengekspresikan kreativitas.
Setelah tiga kali sukses menggelar lokakarya yang melibatkan 103 anak-anak, 35 relawan, dan 6 seniman, kolaborasi mereka dihadirkan dalam ekshibisi “Drawing Future,” yang digelar di CushCush Gallery. Ekshibisi dibuka resmi oleh Konsul Jenderal Australia untuk Bali, Dr Helena Studdert. Konjen Australia merupakan mitra utama dalam program ini.
Pendiri CushCush Gallery, Suriawati berharap program ini akan mampu menjadi wadah kreativitas bagi anak-anak dengan menekankan pada kebebasan berekspresi. Ia juga berharap kreativitas akan membantu anak-anak untuk menumbuhkan daya pikir kritis serta mengembangkan keahlian mereka dalam memecahkan masalah secara inovatif.
Enam artis yang terlibat dalam program kreatif ini adalah I Wayan Sujana ‘Suklu’, Reno Ganesha, Noella Roos, Nyoman Wijaya, Natisa Jones and Budi Agung Kuswara ‘Kabul’. Bagi para seniman ini, kegiatan ini merupakan upaya untuk menginspirasi generasi mendatang dan memberikan sumbangsih bagi komunitas.
Ekhibisi akan digelar dari 27 Februari hingga 13 Mei di CushCush Gallery. Tak hanya ditampilkan, hasil karya anak-anak dan para seniman ini juga akan dijual untuk mendanai program “Charcoal for Children” selanjutnya dan LagiLagi Project.
Rencananya “Charcoal for Children” akan digelar pada September mendatang. Tema yang akan digarap dalam kegiatan 3 kali lokakarya adalah “Play Play”. (Diah Dewi/balipost)