Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana bersama TNI-Polri melakukan “mareresik” atau bersih-bersih Campuhan dan Beji (sumber air suci) di Ubud, Bali, Sabtu (16/7). (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana bersama TNI-Polri melakukan “mareresik” atau bersih-bersih Campuhan dan Beji (sumber air suci) di Ubud, Bali. Acara dilakukan di tujuh beji, yaitu Beji Campuhan Pura Gunung Lebah, Beji Mumbul, Beji Jungut, Beji Payogan, Beji Sudamala, Beji Selukat Sek Wayah, dan Beji Kayan Anakan pada Sabtu (16/7).

Dikutip dari rilisnya, sekitar 500 peserta yang terdiri dari TNI-Polri, masyarakat umum dan pemuda sekitar serta mahasiswa mengikuti kegiatan ini. Hadir juga dalam acara, Staf Khusus Presiden RI Sukardi Rinakit, Penglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati, Kapolres Gianyar AKBP I Made Bayu Sutha Sartana, dan Dandim Gianyar Letkol Inf. Hendra Cipta.

Baca juga:  Yayasan Puri Kauhan Ubud Gelar Sastra Saraswati Sewana II

“Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak-ibu sekalian, adik-adik mahasiswa, pemuda dan semua masyarakat yang hari ini berkumpul di Pura Wantilan untuk bersama-sama menyatukan dan membulatkan tekad untuk merawat dan melestarikan air sebagai sumber kehidupan dan penyembuh peradaban. Acara ini merupakan rangkaian dari sastra saraswati sewana 2022 yang dilakukan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud,” ujar Ari yang juga merupakan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud.

Ari menjelaskan, kegiatan mereresik ini tidak hanya sekedar kegiatan bersih-bersih, melainkan juga di tiap titiknya akan dilakukan kegiatan penanaman bibit pohon. Ari berharap, acara serupa dapat dilakukan secara berlanjut oleh seluruh lapisan masyarakat di Bali.

Baca juga:  COVID-19 Masih Makan Korban Jiwa di Bali, Hari Ini Ada Dua Warga Meninggal Beralamat Sama

Sementara itu, Penglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati menjelaskan, pesona Ubud sebagai sumber inspirasi para seniman dan penulis lokal dan mancanegara tidak lepas dari peran kehadiran air. Oleh karena itu, merawat air adalah suatu keharusan yang dilakukan oleh masyarakat.

Kapolres Gianyar AKBP I Made Bayu Sutha Sartana menyampaikan, kegiatan mereresik kali ini adalah kegiatan penting sekaligus menjadi titik balik karena selama ini kegiatan telah lama ditinggalkan masyarakat. “Ini kegiatan yang sangat luar biasa, karena kegiatan mareresik ini sudah lama ditinggalkan dan hari ini mulai dilakukan kembali,” ujar Bayu.

Baca juga:  Menjenguk Kembali Proses Pemberadaban Bali, Sejarah sebagai Tamba Eling

Adapun, Dandim Gianyar Letkol Inf. Hendra Cipta menilai upaya bersih-bersih beji dan juga penanaman pohon merupakan upaya merawat alam yang berkontribusi terhadap penanggulangan bencana alam. “Masyarakat harus terus diingatkan dan digerakkan untuk merawat dan mencintai alam. Karena kalau kita tidak mencintai alam maka alam akan marah kepada kita,” ujar Hendra. (kmb/balipost)

BAGIKAN