BANGLI, BALIPOST.com – Warga di dua desa di Kecamatan Susut yakni Desa Susut dan Pengiangan, kini diresahkan dengan kasus rabies. Keresahan muncul setelah lima warga di dua desa tersebut menjadi korban gigitan anjing gila. Untuk mencegah merebaknya virus rabies, warga meminta pemerintah untuk melakukan upaya vaksinasi dan eliminasi terhadap anjing-anjing liar yang masih berkeliaran di desa setempat.
Informasi dihimpun Senin (20/3) menyebutkan, adapun lima warga yang menjadi korban gigitan anjing tersebut yakni Sang Made Permana Yuda (29), Ni Putu Ayu Kartika Dewi (4), Dewa Ayu Nirmala (4), Ni Nyoman Jamin dan Ni Wayan Parsi. Kelima warga tersebut menjadi korban gigitan anjing rabies pada Jumat (17/3) lalu.
Ni Wayan Ardiani, orang tua korban Ni Putu Ayu Kartika Dewi menuturkan anaknya tergigit anjing rabies saat berkunjung ke rumah tetangganya Jumat lalu. Korban digigit pada bagian betis hingga mengalami luka robek cukup parah. Pasca digigit, korban langsung dilarikan ke puskesmas Kayuambua untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR).
Sementara oleh warga lainnya, anjing liar yang pada hari itu juga menggigit empat warga lainnya langsung dibunuh dan dikubur. Tak berapa lama kemudian, petugas dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) yang mendapat informasi soal adanya lima warga yang tergigit anjing langsung mendatangi lokasi untuk mengambil sampel otak anjing yang sebelumnya telah dibunuh dan dikubur warga.
“Hari itu juga petugas melakukan pengambilan sampel otak anjing yang menggigit anak saya. Hasilnya dinyatakan positif rabies,” ujarnya.
Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Ardiani bersama empat korban gigitan anjing lainnya pun langsung mencari serum anti rabies (SAR) ke sebuah rumah sakit swasta di wilayah Kuta, Badung. “Kita diminta mencarinya ke Kuta karena di Bangli tidak ada persediaan SAR,” ungkapnya.
Warga lainnya Gede Kerta Wijaya mengaku cukup resah dengan adanya kasus gigitan anjing rabies di wilayah desanya. Dirinya khawatir anjing yang telah dinyatakan positif rabies tersebut sempat menularkan virus rabies melalui kontak dengan anjing liar lainnya.
Untuk mencegah merebaknya virus rabies di wilayah desanya, dirinya dan warga lainnya berharap pemerintah melalui instansi terkait bisa segera turun ke lapangan untuk melakukan vaksinasi dan eliminasi anjing liar.
Sementara berdasarkan pantauan, pasca adanya kasus gigitan anjing rabies di dua desa tersebut, petugas dari Dinas PKP kembali turun ke lokasi untuk melakukan vaksinasi emergensi terhadap anjing peliharaan warga. Selain itu petugas juga melakukan eliminasi terhadap anjing-anjing liar yang diduga sempat melakukan kontak dengan anjing rabies.
Salah seorang petugas vaksinasi dari Dinas PKP Drh. Dewa Ayu Agung Okawati menyebutkan jumlah anjing yang berhasil divaksinasi di Desa Selat dan Pengiangan sebanyak 29 ekor. Sementara anjing yang berhasil dielimasi sebanyak 14 ekor. “Anjing-anjing yang kita eliminasi adalah anjing yang kita duga sempat kontak dengan anjing pengigit itu, ” jelasnya.(dayu rina/balipost)