SEMARAPURA, BALIPOST.com – Bayi kekurangan gizi dan kelainan genetik yang menjalani pemeriksaan medis di Ruang Poli Anak RSUD Klungkung dijenguk Bupti Klungkung, I Nyoman Suwirta, Jumat pagi (17/11). Kehadirannya juga sekaligus memberikan motivasi kepada orangtua bayi, Gusti Ngurah Murjaya dan Gusti Ayu Suciati asal Banjar Kawan, desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan.
Saat ditemui Kondisi bayi bernama Gusti Ngurah Juliana tampak sangat berbeda dari lainnya. Dipangku oleh ibunya, badannya nampak lemas dan suhu badan yang tinggi. Menurut sang ayah, Gusti Ngurah Murjaya, keseharian anaknya hanya bisa melenguh kesakitan. Dengan bantuan ambulan dari Puskesmas Banjarangkan, bayinya yang sempat menjalan perawatan di RSUP Sanglah kembali diantarkan untuk mendapat pemeriksaan di RSUD Klungkung.
Sementara sang ibu Gusti Ayu Suciati mengatakan pada masa kandungan kondisinya baik, tidak pernah mengeluh sakit. Bahkan dari hasil USG, bayinya dikatakan normal. Kondisinya seperti saat iini baru diketahui sejak lahir. Dokter mendiagnosa adanya kelainan genetik, kelainan jantung, kulit tanpa pori hingga gizi buruk. Kondisi itu menyebabkan suhu tubuh bayi terus tinggi hingga 38 derajat hampir setiap harinya.
Melihat kondisinya yang cukup memilukan, Bupati Suwirta pun tak dapat menyembunyikan raut wajah sedihnya. Orang tuanya diminta tetap bersabar menjalani cobaan ini. Bahkan juga mewanti wanti supaya memberikan perhatian lebih mengingat kondisinya yang sangat lemah. “Fokuslah untuk merawat anak bapak terlebih dulu, jangan pikirkan yang lain apalagi sampai meninggalkannya untuk bekerja,” ujarnya didampngi Kadis Kesehatan Klungkung, Ni Made Adi Swapatni dan Direktur RSUD Klungkung, Nyoman Kesuma.
Kepada para dokter yang turut mendampingi, orang nomor satu di Klungkung ini meminta supaya bayi kelahiran Juli 2017 ini mendapatkan penanganan serius. Sementara untuk keluarga yang menjaga di rumah sakit juga dibiayai selama menjalani perawatan. “Untuk pengobatannya sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Sekarang saat du rmah sakiit, kami akan menanggung biaya penunggu pasien,” ungkapnya.
Kehidupan keluarga pasangan Gusti Ngurah Murjaya dengan Gusti Ayu Suciati terbilang memprihatinkan. Pendapatan sebagai buruh bangunan yang hanya dapat pekerjaan sesekali, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga apalagi untuk pengobatan anak pertamanya itu.
Berdasarkan anjuran dari dokter, untuk meningkatkan kekebalan tubuh, sang bayi masih sangat membutuhkan asupan gizi cukup dan susu yang sesuai. Namun melihat kondisi ekonomi orang tuanya, hal ini sulit diwujudkan. Diharapkan akan ada uluran bantuan untuk meringankan bebannya. (Adv/balipost)