Ilustrasi - Monkeypox. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Laboratorium penelitian genom sekuensing penyakit cacar monyet atau Monkeypox diperluas di sepuluh kota besar di Indonesia. “Semua Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) dipakai untuk laboratorium cacar monyet. Ada di Medan, Palembang, Kalimantan, Banjarmasin, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Ambon, Manado, dan Makassar,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (9/8).

Ia mengatakan, pemanfaatan fasilitas BKTL sebagai laboratorium penelitian virus Monkeypox menambah jumlah jejaring laboratorium yang sebelumnya hanya tersedia dua unit, masing-masing di Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata di Bogor dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. dr. Sri Oemijati di Jakarta.

Baca juga:  Meningkat, Pertumbuhan Kredit Baru Triwulan IV 2021

Menurut Maxi, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes telah memasok kebutuhan bahan uji laboratorium berupa reagen ke seluruh BKTL untuk uji virus Monkeypox. “Kita perluas laboratorium, karena jumlah yang ada sebelumnya sedikit, kemudian mempertimbangkan prioritas yang agak banyak pintu masuk internasional seperti di Bali, Jakarta, dan Manado,” katanya.

Maxi menambahkan, sampai saat ini kasus Monkeypox di Indonesia masih nihil sejak 15 suspek yang dilaporkan dinyatakan negatif cacar monyet berdasarkan analisa petugas laboratorium. “Saya belum update diagnosanya, apa penyakit kulit atau lainnya yang menyebabkan pasien suspek. Tetap surveilans kita lakukan di pintu masuk dan di komunitas,” katanya. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Tahun 2024, Kemenkes Targetkan 10 BBO Dapat Dikonsumsi Masyarakat
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *