Petugas Satpol PP Badung melakukan pengawasan. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung meningkatkan pengawasan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat (tibum tranmas). Hal ini dilakukan menyusul makin maraknya aksi penjambretan yang menyasar wisatawan mancanegara maupun domestik dikawasan pariwisata Kuta.

Kepala Satpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, Selasa (9/8) mengatakan pengawasan tibum tranmas melibatkan stakeholder terkait. “Kami memang sinergi dengan berbagai pihak yang berkepentingan untuk bersama-sama menjaga tibum tranmas,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya bersama aparat di kecamatan melakukan patroli rutin dalam meningkatkan tibum tranmas. Pihaknya juga menertibkan gelandangan dan pengemis (gepeng) yang mengganggu wisatawan ketika berkunjung ke objek wisata di Badung. “Kami bersama aparat kecamatan sudah melakukan patroli rutin di atas pukul 22:00 Wita,” katanya.

Baca juga:  Langgar Izin Tinggal 6 Tahun hingga Sempat Menggelandang, WN China Dideportasi dari Bali

Terkait penertiban gepeng, kata birokrat asal Denpasar ini memiliki SOP tersendiri, diantaranya mengecek kesehatan, berkoordinasi dengan imigrasi dan dinas sosial. “Untuk penertiban gepeng ada SOP-nya, bila terjaring yang pasti dilakukan adalah cek kesehatan ke puskesmas terdekat. Setelah itu, kalau WNA, dibawa ke imigrasi, kalau domestik kami buatkan surat pengantar rekomendasi ke Dinsos selanjutnya akan dikembalikan ke daerah asal,” terangnya.

Dikatakan, selama pengawasan pihaknya berhasil mengamankan total 38 gepeng. Selain itu, ada pula orang telantar yang jumlah totalnya 5 orang, ODGJ sebanyak 6 orang dan WNA sebanyak 7 orang. “Sampai Agustus ini ada 56 orang yang kami amankan. Mereka terdiri dari gepeng, orang telantar, ODGJ, dan WNA,” ujarnya.

Baca juga:  Tebing Longsor di Balangan, Sejumlah Vila di Kawasan Itu Kena SP I

Diakuinya, gepeng serta pengamen masih berkeliaran di setiap persimpangan jalan di Kabupaten Badung. Bahkan jajarannya kerap disibukkan dengan aksi kucing-kucingan gepeng dan pengamen. “Memang masih ada gepeng yang ditemukan. Namun kalau dibandingkan tahun 2021 jumlahnya sudah menurun. Kalau tahun lalu mencapai 222 orang,” katanya.

Ditegaskan, pihaknya telah menempatkan sejumlah personel untuk mengawasi gepeng yang berkeliaran. “Kami menempatkan anggota pada beberapa tempat yang rawan gepeng, selain itu juga patroli menyusuri tempat-tempat yang sering ditempati gepeng,” pungkasnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Diduga Dendam, Seorang Remaja Aniaya Warga Sebanjarnya
BAGIKAN