DENPASAR, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Hari Puputan Margarana dan Hari Anak Sedunia, Senin (20/11), pemuda Desa Adat Intaran mendirikan baliho baru penolakan reklamasi Teluk Benoa. Baliho-baliho baru tersebut dipasang untuk menggantikan baliho lama yang telah usang.
Sebanyak 5 buah baliho baru terpasang di setiap sudut perempatan Jl. By-pass Ngurah Rai – Jl. Danau Buyan. Pemasangan baliho beragam ukuran berisikan pesan penolakan reklamasi Teluk Benoa dan tuntutan pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 tersebut dikoordinir oleh Leak Sanur, organisaSi yang selama ini terus konsiten menolak reklamasi Teluk Benoa.
I Wayan Hendrawan, Koordinator Leak Sanur menjelaskan bahwa pemasangan baliho baru tersebut merupakan wujud konsistensi warga Desa Adat Intaran dalam perjuangan menolak reklamasi. Selain itu juga untuk menggelorakan semangat puputan dalam perjuangan yang telah diwariskan oleh para pejuang terdahulu.
“Pemasangan ini bertepatan dengan Hari Puputan Margarana dan Hari Anak Sedunia untuk terus menggelorakan semangat puputan serta untuk memberi pesan bahwa perjuangan menolak reklamasi adalah untuk menjaga kelangsungan alam bagi anak-anak kita kelak. Pemasangan baliho baru ini untuk terus meningatkan bahwa reklamasi teluk benoa belum dan Perpres 51 tahun 2014 dibatalkan, oleh karena itu perlawanan ini tidak boleh surut”, jelasnya.
Dewa Bagus Dedi Pramana Putra, yang mewakili para pemuda dari Paguyuban STT se-Desa Adat Intaran menyampaikan bahwa para pemuda di bawah naungan STT di Desa Adat Intaran akan terus berjuang bersama masyarakat Bali lainnya untuk membatalkan rencana reklamasi Teluk Benoa. “Semangat puputan para pejuang terdahulu melawan kerakusan kolonial akan terus kami kobarkan dan menjadi cambuk penyemangat untuk terus menolak reklamasi Teluk Benoa. Kita harus terus bergandengan tangan untuk menolak reklamasi Teluk Benoa,” ucapnya. (kmb/balipost)