Suasana upacara maoton segara yang digelar Desa Adat Kesiman, Jumat (19/8) di Pantai Padanggalak. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaksanaan upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali seakan tiada henti. Setiap hari selalu ada kegiatan upacara keagamaan yang dilakukan oleh krama maupun secara bersama-sama di lingkungan desa adat. Baik itu berupa upacara dewa yadnya, manusa yadnya, maupun pitra yadnya.

Seperti yang dilakukan di Desa Adat Kesiman. Setelah sebelumnya mampu melaksanakan upacara ngaben massal, kini kembali digelar upacara manusa yadnya, berupa masasap segara atau yang dikenal dengan maoton segara.

Apa yang dilakukan prajuru dan krama di wewidangan Desa Adat Kesiman ini, s sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru. Terlebih, dalam visi tersebut tersurat jelas, agar krama Bali  menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sakala-niskala.

Baca juga:  Desa Adat Bukit Galah Lestarikan Tradisi Patus

Visi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam beberapa misi, di antaranya mengembangkan tata kehidupan krama Bali secara sakala dan niskala berdasarkan nilai-nilai filsafat Sad Kertih yaitu Atma Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih, Segara Kertih, Jana Kertih, dan Jagat Kertih. Memperkuat kedudukan, tugas dan fungsi desa adat dalam menyelengarakan kehidupan krama Bali yang meliputi Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.

Mengacu pada visi tersebut, Desa Adat Kesiman, Denpasar Timur di bawah kepengurusan Bendesa Adat  I Ketut Wisna, S.T., M.M., kini fokus untuk merealisasikan program yang telah dicanangkan desa adatnya, terutama untuk sisi upacara pitra yadnya dan manusa yadnya. Setelah sebelumnya menggelar upacara ngaben massal pada Juli 2022, kini kembali menggelar upacara dengan melibatkan peserta yang cukup banyak. Jumlah peserta maoton segara ini mencapai 1.455 orang.

Baca juga:  Desa Adat Padangbai akan Gelar Ngaben Massal

Upacara masasap segara ini digelar di Pantai Padanggalak, di sungai, serta di bale agung. Upacara ini dipuput Ida Pedanda Gde Raka Timbul, Ida Pedanda Gde Made Putraka Timbul, Id Pedanda Gede Putra Keniten, dan Ida Pedanda Made Taman Dwija Putra. “Upacara ini digelar untuk yang pertama kalinya secara bersama-sama. Biasanya, upacara ini dilakukan sendiri-sendiri,” ujar Wisna.

Bukan hanya maoton segara, pihak Desa Adat Kesiman juga merangkai kegiatan manusa yadnya lainnya, yakni mepandes. Upacara mapandes ini diikuti oleh 600 orang. “Hari ini (kemarin,red) dan besok (hari ini,red) kita menggelar upacara manusa yadnya berupa maoton segara dan mapandes,” ujar Ketut Wisna, Jumat (19/8).

Baca juga:  Pembangunan Balai Budaya Lumintang, Ornamen Bali Diminta Tak Sekedar Tempel

Upacara ini tidak berakhir pada bulan ini, namun akan berlanjut pada 26 Agustus 2022 dengan upacara angasti puja atma wedana maligia punggel dengan jumlah 400 puspa lingga. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *