Suasana Kebun Raya Eka Karya di Tabanan, Bali. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kondisi perekonomian yang tumbuh positif dan pengelolaan pandemi COVID-19 yang terus membaik membuat banyak sektor kembali bangkit. Hal yang sama juga terjadi pada aktivitas di 4 kebun raya.

Kebun raya yang seluruhnya dikelola oleh PT. Mitra Natura Raya (MNR) selama periode Januari-Juli 2022 mengalami peningkatan pengunjung. Keempat kebun raya itu adalah Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas (keduanya di Jawa Barat), Kebun Raya Purwodadi (Pasuruan, Jawa Timur) dan Kebun Raya Eka Karya (Bali).

Jumlah total pengunjung di empat kebun raya itu, disebut Direktur Marketing dan Revenue PT Mitra Natura Raya  M. Bayu Sumarijanto, dalam keterangan resmi, Senin (22/8), mencapai sekitar 1,4 juta pengunjung. “Kami bersyukur masyarakat sudah mulai kembali datang di 4 kebun raya yang kami kelola ini. Pemulihan ekonomi yang positif serta keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pandemi COVID-19 telah mendorong aktivitas di 4 kebun raya terus meningkat,” jelasnya.

Menurut Bayu, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh PT MNR dalam mengelola 4 kebun raya tersebut. Apalagi ketika mulai mengelola pada Januari 2020, perusahaan langsung dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19 yang menjadikan aktivitas masyarakat, termasuk di kebun raya nyaris berhenti. Namun demikian, sesuai dengan komitmen dan tanggung jawab terhadap kepercayaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pihaknya terus melakukan berbagai inisiatif dan terobosan.

Baca juga:  Bukan PSBB, Denpasar Rancang Ini Cegah Penularan COVID-19 Bertambah Parah

Perbaikan dan peningkatan fasilitas untuk menunjang kebutuhan pengunjung dan optimalisasi 4
fungsi kebun raya terus dilakukan. Kebun raya dijadikan sarana wisata dan edukasi dengan standar layanan terbaik. Selain dua fungsi tersebut, kebun raya juga menjalankan fungsi konservasi, penelitian dan
jasa lingkungan.

Sejumlah terobosan, diantaranya adalah perbaikan dalam pengelolaan tiket masuk kebun raya dengan menerapkan sistem elektronik. Saat ini tiket masuk ke kebun raya dilakukan secara terintegrasi dan
penjualannya bisa dilakukan melalui online www.kebunraya.id.

Sebanyak 18 toilet umum yang ada di kebun raya sudah dibenahi. Kini tidak ada lagi pungutan toilet dalam upaya meningkatkan fungsi pelayanan publik di empat kebun raya.

Baca juga:  Imunisasi JE di Buleleng Sasar 158.410 Anak

Terhadap aset-aset tumbuhan, jelasnya, telah dilakukam revitalisasi sejumlah taman-taman tematik
agar dapat memanjakan kebutuhan pengunjung di kebun raya. UMKM, penampilan budayawan lokal, dan ilustrator terbaik di Indonesia juga digandeng untuk bekerja sama dalam mengembangkan merchandise, yang diharapkan dapat menggerakan roda perekonomian di sekitar kebun raya.

Sejak 2021, ada empat taman tematik yang berhasil dikembangkan, yakni Taman Anggrek Hitam, Rumah Kaca Nepenthes, Taman Kopi, dan Taman Durian. Pengelola juga melakukan revitalisasi di taman-taman yang sudah ada seperti Griya Anggrek, Taman Meksiko, Taman Akuatik serta Taman Obat & Orchidarium.

Tak hanya itu, untuk meningkatkan edukasi di kebun raya, terdapat QR Code (KTP tumbuhan) yang berisi informasi tanaman yang ada di taman-taman tersebut sehingga memudahkan dalam akses informasi. Program virtual tour di kebun raya juga mendapatkan minat yang tinggi, terbukti telah diikuti oleh lebih dari 50.000 siswa dari seluruh Indonesia.

Baca juga:  Selain Sistem Ganjil-Genap, Ini Dilakukan Polda Terkait IMF-WB

Untuk mengoptimalkan fungsi kebun raya, Bayu menambahkan, akan dilakukan sejumlah inovasi, sehingga memungkinkan para pengunjung memperoleh nilai tambah selain berwisata. Selain itu, inovasi juga dibutuhkan untuk menarik lebih banyak pengunjung, terutama generasi muda.

Peningkatan jumlah pengunjung dari generasi muda selama dua tahun ini terus meningkat. “Generasi muda yang jumlahnya sangat besar ini punya karakteristik dan cara berkomunikasi berbeda
dibandingkan generasi sebelumnya. Karena itu, kami melakukan sejumlah terobosan dan program
agar kaum muda yang datang ke kebun raya tidak sekedar wisata, tapi juga mendapatkan banyak
informasi tentang keilmuan. Selama ini hampir 90% pengunjung yang datang baru untuk berwisata,”
tambah Bayu.

Pihaknya juga menghadirkan sarana edukasi Glow
di Kebun Raya Bogor dengan luasan yang terbatas hanya 3 persen dari kebun raya. Konsep edukasi tersebut sudah lebih dulu diterapkan di berbagai kebun raya di sejumlah negara seperti Kew Garden-Inggris, Desert Botanical Garden-Arizona, Fairchild Tropical Botanic Garden-Amerika. (kmb/balipost)

BAGIKAN