Pasar Sapi di Beringkit, Mengwitani ditutup sementara guna mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bali. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pasar Hewan Beringkit, Mengwitani, Badung, terancam lockdown hingga perhelatan G20 berakhir. Penutupan pasar yang menjadi sentra jual beli ternak sapi di Bali ini merupakan kebijakan pemerintah pusat guna mencegah meluasnya penyakit mulut dan kuku (PMK).

Direktur Utama Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Made Sukantra saat dikonfirmasi Senin (22/8), tak menampik perihal tersebut. Penutupan pasar sapi telah berlangsung sejak tanggal 5 Juli sampai 19 Juli 2022 dan diperpanjang hingga 1 Agustus 2022 dan sampai sekarang masih tutup. “Masih (tutup) sesuai informasi dari tim pengendali PMK provinsi, disampaikan lockdown sampai berakhir G20. Namun demikian yang tutup hanya jual beli sapi saja,” ungkapnya.

Baca juga:  Antisipasi Kasus PMK, Peternak Gianyar Diminta Perkuat Biosecurity

Pihaknya tak menampik jika penutupan transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit sangat berdampak, sehingga membuat Perumda Pasar Mangu Giri Sedana merugi. Namun pihaknya lebih memilih mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan pemerintah. “Untuk mendapatkan pengganti dari potensi pendapatan yang hilang, kami membuat pasar sengol, menjual kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Memang upaya ini belum bisa mengimbangi pendapatan yang hilang,” ujarnya.

Menurutnya, keuntungan dari membuka pasar malam dan menjual sembako hanya mampu menutupi 19 persen dari pendapatan yang hilang. Sebelumnya, penjualan mencapai mencapai 1.000 hingga 1.500 ekor sapi.

Baca juga:  Penyebaran PMK di Bali Meluas, Sudah Seratusan Sapi Terjangkit

Namun semenjak pandemi COVID-19 dan adanya PMK rata-rata sekali pasaran penjualan mencapai 600-700 ekor. “Kerugian masih cukup besar dengan menjual sembako dan membuka pasar sengol kita hanya mendapatkan 18-19 persen,” jelasnya.

Kendati demikian, Made Sukantra mengatakan Pemerintah Kabupaten Badung telah melakukan koordinasi dengan pusat guna mempertimbangkan kembali penutupan Pasar Hewan Beringkit hingga G20 berakhir. “Sampai G20 berakhir (penutupan). Itu dari pemerintah pusat, tapi dari pimpinan kami sudah melakukan komunikasi. Mengingat PMK di Bali sudah turun, jadi mohon penjualan sapi antar pulau bisa dilakukan,” sebutnya.

Baca juga:  Delapan Kabupaten/Kota di Bali Masuk Zona Merah COVID-19, Bali Diminta Pertimbangkan "Lockdown"

Seperti diketahui, sejak PMK mulai merebak di Jawa hingga mulai adanya kasus PMK di Bali, pihak Perumda Pasar Mangu Giri Sedana telah mengambil langkah-langkah antisipasi. Seperti pemeriksaan dokumen hewan, keluar masuk pasar dilakukan spraying desinfektan, hingga menjaga kebersihan kandang.

Jika Pasar Hewan Beringkit nantinya dibuka kembali, pihaknya pun mengaku akan lebih teliti lagi dengan pemeriksaan mulut dan kuku yang lebih detail. (Parwata/balipost)

BAGIKAN