BANGLI, BALIPOST.com – Pasar hewan Kayuambua di Kecamatan Susut ditutup sementara sejak Juli lalu. Pemkab Bangli belum bisa memastikan kapan pasar hewan itu akan dibuka kembali. Imbas penutupan pasar hewan tersebut, Pemkab Bangli kehilangan pendapatan hingga puluhan juta rupiah.
Humas Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kabupaten Bangli I Wayan Dirgayusa mengatakan Pemkab Bangli masih menunggu rekomendasi dari Satgas Penanganan PMK Provinsi Bali terkait pembukaan pasar hewan. “Pembukaan pasar hewan dilakukan sesuai rekomendasi setelah diadakan verifikasi dan validasi data tentang perkembangan PMK,” kata Dirgayusa ditemui Kamis (25/8).
Diakui dengan ditutupnya Pasar Hewan Kayuambua, pendapatan daerah dari pasar tersebut jadi berkurang. Sesuai data yang diterimanya, sejak pasar hewan Kayuambua ditutup Juli lalu, Pemkab kehilangan pendapatan sekitar Rp 33 juta lebih. “Sejak ditutup, ada 17 kali pasaran yang tidak bisa dilaksanakan,” kata Dirgayusa.
Sementara itu dalam upaya menekan penyebaran kasus PMK, Pemkab Bangli sampai saat ini masih terus melakukan vaksinasi terhadap ternak sapi milik masyatakat. Dirgayusa menyebutkan total jumlah sapi di Bangli yang sudah mendapat vaksin dosis I dan II per 24 Agustus mencapai 28.871 ekor.
Dalam sehari rata-rata jumlah sapi yang divaksin 675 ekor. Disampaikan juga bahwa sampai saat ini, Pemkab Bangli mencatat kasus PMK yang ditemukan menjangkit sapi di Bangli ada delapan kasus. (Dayu Swasrina/balipost)