Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara Kopdar UMKM Nasional di Gedung SMESCO, Jakarta, Jumat (26/8). (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pemerintah terus mendorong UMKM untuk terhubung ke dalam ekosistem digital. Sehingga, pelaku UMKM bisa memanfaatkan potensi ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai Rp 4.500 triliun pada tahun 2030. Demikian dikemukakan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara Kopdar UMKM Nasional di Gedung SMESCO, Jakarta, Jumat (26/8).

Ia mengapresiasi pelaku layanan digital dan tekfin dalam menginisiasi solusi digital. Ia menyambut baik inovasi yang ditawarkan, seperti oleh Grab dan OVO, untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas akses pasar UMKM. “Semoga semakin banyak pihak seperti Grab dan OVO yang memiliki komitmen berkelanjutan untuk mewujudkan transformasi digital bagi UMKM kita,” ucap Menteri Teten.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Teten juga menganjurkan semua UMKM mempunyai rencana bisnis (business plan). Menurut dia, rata-rata UMKM tak punya rencana bisnis sehingga mereka kebingungan ketika ada kebutuhan tertentu untuk mengembangkan usaha.

Baca juga:  Dari Dua Warga Ganggu Pelaksanaan Nyepi Dilaporkan hingga Drawing Piala Dunia U20 Batal di Bali

Selain itu, Teten juga menginginkan seluruh UMKM bertransformasi menuju ekosistem digital dan menjadi formal. Pelaku UMKM disebut hanya memerlukan syarat mempunyai Nomor Induk Berusaha (NIB), lalu didaftarkan secara online melalui sistem Online Single Submission (OSS).

Dengan memiliki legalitas hukum, UMKM dapat mengakses berbagai desain pembiayaan, memperoleh sertifikasi izin edar atau sertifikat halal, menjalin kontrak bisnis dengan pihak lain. “Kita ingin mereka formal dan setiap UMKM sekecil apapun harus punya rencana bisnis. Sekarang banyak sekali modal ventura yang mau memberikan pembiayaan kepada UMKM meskipun masih kecil, karena (modal ventura) melihat dari rencana bisnisnya bakal berkembang,” ucap Teten.

Guna memperingati Hari UMKM Nasional 2022, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan pihaknya memperkenalkan Solusi UMKM Terpadu di @GrabMerchantID sebagai portal informasi satu pintu untuk UMKM yang berfokus pada tiga pilar utama, yaitu memberikan akses ke konsumen melalui digitalisasi, pusat informasi tentang izin dan sertifikasi, serta akses ke modal usaha. “Kami percaya akan potensi UMKM Indonesia. Sejak pandemi hingga Mei 2022 tercatat lebih dari 2 juta UMKM sudah didigitalisasi melalui ekosistem Grab dan OVO,” sebutnya.

Baca juga:  Lolos Kurasi UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023, 15 UMKM Ini Unjuk Gigi di Kick-Off HUT ke-128 BRI

Salah satu pelaku UMKM kuliner, Alanda Kariza, mengakui ada tiga kendala utama dalam mendirikan usaha baru atau bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha. Yaitu, akses ke modal usaha, kejelasan mengenai izin dan regulasi, serta akses ke konsumen. “Ketiga hal tersebut merupakan tantangan besar ketika saya baru memulai usaha sendiri. Kemudahan mengakses informasi terkait modal, peraturan dan bagaimana cara menggaet konsumen yang lebih luas sangatlah membantu bagi usaha kecil yang masih memiliki keterbatasan sumber daya,” ungkapnya.

Baca juga:  Belasan Pati Ikuti Kenaikan Pangkat dan Sertijab, Termasuk Kapolda Bali

Media sosial, dinilai Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN), Fiki Satari menjadi salah satu saluran yang mudah diakses pelaku UMKM. “Begitu banyak jejaring komunitas kreatif kami yang mengandalkan media sosial dalam kegiatan usahanya. Untuk itu pusat informasi yang kredibel dan mudah dicerna di media sosial juga menjadi krusial agar para pelaku usaha, UMKM khususnya, bisa mengakses informasi, solusi, dan program yang tepat untuk mengembangkan usahanya,” jelas Fiki.

Digitalisasi UMKM menjadi salah satu kunci pemulihan ekonomi nasional. Tercatat, pada 2020 jumlah UMKM yang memanfaatkan kanal digital hanya 8 juta dan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, jumlahnya meningkat pesat menjadi 19 juta. (kmb/balipost)

BAGIKAN