Pasraman yang digelar untuk pemangku, srathi dan prajuru desa adat Yehembang Kauh dan Yehbuah di wantilan Kantor Desa Yehembang Kauh belum lama ini. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Yehembang Kauh berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia komponen lembaga adat. Salah satu yang menjadi kewajiban melalui pasraman rutin setiap tahun sesuai amanat Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali nomor 4 tahun 2019.

Upaya meningkatkan kompetensi dan menambah wawasan, Desa Adat Yehembang Kauh bersama Desa Adat Yeh Buah (keduanya berada di Desa Dinas Yehembang Kauh), menyelenggarakan Pasraman bagi Pemangku, Srathi dan Prajuru Desa Adat. Melalui pasraman ini, mampu meningkatkan pemahaman pemangku, srathi, dan prajuru sebagai ujung tombak trimanggalaning yadnya di desa Adat.

Bendesa Yehembang Kauh, I Putu Artha mengatakan pasraman yang digelar belum lama ini dengan ratusan peserta dari komponen pemangku, srathi serta prajuru desa adat Yehembang Kauh dan desa adat Yeh Buah. Kebetulan, di dua desa adat yang berada di satu wilayah desa dinas Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo ini mengambil tema yang sama.

Baca juga:  Mandek Lama, Warga Pekutatan Harap Jalan Tol Berlanjut

Sehingga bersepakat menyelenggarakan bersama dengan narasumber atau pemateri dari provinsi dan kabupaten. “Pasraman merupakan salah satu kegiatan yang penting di Desa Adat, dan ini merupakan implementasi Perda Bali nomor 4 tahun 2019 di lapangan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi. Tahun ini, kita adakan untuk trimanggalaning yadnya di desa adat yakni pemangku, srathi dan prajuru. Ketiganya merupakan ujung tombak pelaksanaan yadnya baik tingkat kecil maupun besar,” ujar I Putu Artha didampingi Bendesa Yehbuah, I Ketut Merta Punia.

Masing-masing desa adat, menganggarkan Rp 10 juta untuk pasraman dan menghadirkan tiga pemateri berkoordinasi dengan PHDI Kabupaten dan PHDI Provinsi. Tiga pemateri itu memberikan pencerahan terkait tugas dan fungsi baik Pemangku, Srathi dan prajuru serta krama istri di dua desa adat tersebut.

Baca juga:  Padang Luwih Juga Punya Ritual "Perang Ketupat"

“Program pasraman ini sangat baik, karena itu kita berupaya semaksimal mungkin menyelenggarakan. Tujuannya tidak lain penguatan kecerdasan intelektual, pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual. Serta penguatan jati diri, etika moral, seni dan agama,” tambahnya.

Dengan dukungan Desa Dinas dan Pemerintah Kabupaten Jembrana, mendapatkan tambahan bantuan untuk penyelenggaraan pasraman ini. Sejalan dengan program pemerintah provinsi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Dukungan agar umat dapat bersaing dan bertahan menjaga dresta yang ada di desa adat. Harapannya melalui kegiatan yang bagus ini, niscaya generasi ke depan, bisa mengetahui arah dan menjadi tauladan guna dilanjutkan para generasi muda.

Materi yang diberikan juga sebagai edukasi, pemangku, penyrati dan prajuru dalam trimanggalaning yadnya baik parahyangan, palemahan dan pawongan. Di masa sekarang ini, menurutnya Bendesa selaku pemimpin harus berfikir ke depan bagaimana ajeg Bali dapat bersaing hingga nasional.

Baca juga:  Krama Pura Dadia Kresek Songan “Ngayah” di Pura Kawitan Pusat Kayuan

Melalui pasraman ini diharapkan ada pemahaman edukasi tentang tugas pokok dan fungsi ketiga komponen di desa adat tersebut. Sehingga ada kolaborasi dalam pelaksanaan yadnya yang sadwika. “Kalau sudah didasari pengetahuan tupoksi masing-masing, niscaya nanti kesuksesan pelaksanaan yadnya baik tingkat kecil maupun besar. Ada kesempatan yang diberikan ini kita manfaatkan dengan baik,” terangnya.

Desa Adat Yehembang Kauh berada satu wilayah desa dinas dengan Desa Adat Yeh Buah. Secara geografis, Desa Adat Yeh Buah berada di posisi paling utara (perbukitan) sementara Desa Adat Yeh embang Kauh berada paling selatan. Dengan sebagian besar wilayah merupakan perkebunan rakyat dan pertanian. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN