AMLAPURA, BALIPOST.com – Sejumlah tokoh masyarakat di Kecamatan Manggis, mempertanyakan adanya kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Labuan Amuk. KSPN yang meliputi wilayah Candidasa, Buitan, Padang Bai, Yeh Malet, Kecamatan Manggis, Karangasem, hingga ke obyek wisata Goa Lawah Kabupaten Klungkung, dinilai tak jelas nasibnya.
Mereka mempertanyakan ini, karena sudah semakin jarang dilibatkan. Menurut mereka, soal KSPN Labuan Amuk, hanya diajak sekali dalam pembahasan.
Tokoh masyarakat I Nyoman Sadra, Senin (20/3), mengatakan dalam kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) terkait KSPN Labuan Amuk ini, para tokoh adat dan masyarakat Manggis hanya sekali saja diundang berdialog. Selebihnya seperti apa, dia mengaku tak tahu karena tak lagi dilibatkan.
Tokoh masyarakat Manggis asal Tenganan Pegringsingan ini, mengakui ada beberapa kali undangan untuk membahas persoalan ini. Tetapi, begitu tokoh masyarakat Manggis hadir, tiba-tiba pihak penyelenggara mengatakan rapat diundur. Padahal sebenarnya rapat jadi digelar.Dalam situasi seperti itu, mantan legislator DPRD Karangasem ini menilai, wajar rencana ini tak banyak diketahui para tokoh di Kecamatan Manggis. Sebab, perencanaannya terkesan dilakukan sembunyi-sembunyi.
Usul KSPN Labuan Amuk
Ia mempertanyakan siapa yang mengusulkan KSPN ini, kenapa harus di Labuan Amuk, dan kenapa wilayah KSPN ini hingga ke Klungkung. Selain itu, untuk apa ada KSPN, serta dampaknya seperti apa. Dia khawatir, jangan sampai setelah ada realisasi fisik, menimbulkan kegaduhan di antara wilayah dan masyarakat di Kecamatan Manggis. “Kami khawatir, nanti ini malah menimbulkan masalah baru,” katanya.
Dihubungi terpisah, mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang kini menjabat Asisten III, I Wayan Purna, mengatakan proses Labuan Amuk menjadi KSPN sudah selesai. Bahkan, sudah selesai pula untuk proses tender.
Proses FGD yang beberapa kali dilaksanakan sudah selesai, dan pusat sudah menetapkan KSPN Labuan Amuk dan KSPN Amed-Tulamben untuk tetap dilanjutkan. Saat ini perencanaan KSPN Labuan Amuk sudah selesai proses tender dan nantinya akan ada FGD lagi dimana hasilnya nanti akan dilaporkan kepada Bupati Karangasem.Jadi, Purna menegaskan bahwa KSPN Labuan Amuk sudah selesai pembahasan dan tinggal menunggu kucuran dana dekosentrasi (dekon) dari pusat ke Disbudpar Provinsi Bali. Dana dekon ini nantinya akan digunakan untuk penataan kawasan wisata Padangbai. Setelah itu, baru menyusul ke wilayah lainnya, seperti Buitan, Candidasa dan Yeh Malet. “Kalau besaran dana dekonnya, saya kurang tahu. Dan detail penggunaannya, saya kurang tahu. Saya sudah pindah ke asisten,” tegasnya.
Kabid Pariwisata, Wendra, juga mengaku belum tahu persis berapa kucuran anggaran dekon yang akan digunakan di Karangasem untuk penataan Labuan Amuk. Sedangkan, kenapa KSPN Labuan Amuk sampai ke Klungkung, dikatakan bahwa itu pusat yang menentukan. Salah satunya karena Klungkung dalam hal ini Goa Lawah masuk dalam zona KSPN. (Bagiarta/balipost)