Wisatawan Tiongkok sedang berjalan-jalan di Kota Denpasar. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com –  Pergerakan wisatawan Tiongkok ke Bali untuk tahun ini diperkirakan belum akan pulih seperti sebelum pandemi. Meski pada 2 September 2022, telah ada penerbangan dari China Airlines yang kembali membuka rute penerbangan ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Maskapai tersebut menerbangi rute Taipei-Denpasar PP sebanyak 2 kali seminggu, yaitu Selasa dan Jumat. “Market Taiwan sendiri di Bali kan tidak terlalu banyak sebenarnya, karena memang Taiwan negaranya kecil. Sekarang pun Taiwan masih memberlakukan karantina. Artinya, ketika orang balik dari bepergian, dia harus dikarantina di rumahnya selama tujuh hari,” kata Ketua Asita Bali Putu Winastra, Selasa (13/9).

Baca juga:  Penyanyi Pop Bali, Tut Bimbo Berpulang

Pihaknya berharap pada Oktober mendatang peraturan dari Taiwan bisa lebih ringan. Sehingga wisatawan dari Taiwan yang datang ke Bali bisa bertambah.

Ia pun mengatakan sulit memprediksi kapan wisatawan China akan balik ke Bali. “Kalau kita berbicara china market, saya belum mendapat update informasi terhadap market ini apakah tahun ini bisa datang, karena saya tidak yakin tahun ini (wisatawan China) bisa datang. Bahkan tahun depan pun belum sepenuhnya akan bisa terpenuhi, karena memang dari sisi regulasi China masih cukup straight. Jadi belum ada warga China yang keluar dari negaranya. Mereka lebih fokus ke domestiknya,” paparnya.

Baca juga:  Kapolri Ungkap Pelaku Bom Bunuh Diri Sempat Titip Surat Wasiat

Diakuinya, sebelum pandemi COVID-19, Tiongkok menjadi wisatawan nomor 1 di Bali, selain Australia. Untuk Australia, menurutnya menjadi salah satu andalan pariwisata Bali karena memang ada beberapa pertimbangan.

Salah satunya karena dekat dari Bali. Selain dua negara tersebut, India juga menjadi negara asal wisatawan terbanyak ke Bali. Hanya saja, lama tinggal wisatawan India tidak panjang, termasuk wisatawan Tiongkok.

Namun, kuantitas dari wisatawan Tiongkok sekalinya melancong ke Bali, disebutnya cukup banyak. “Harapan kita memang China segera buka dan datang ke Bali, karena anggota kami pemain China itu ada sekitar 20 persenan yang khusus market China,” ucapnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Jadi Negara Eropa Barat Pertama, Belanda Kembali Jalani "Lockdown"
BAGIKAN