Suasana Pasar Mentigi Nusa Penida, tempat warga setempat untuk mendapatkan kebutuhan pokok. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kenaikan harga BBM rupanya sudah membuat harga-harga kebutuhan pokok sudah melambung di Nusa Penida. Selisih harga dibandingkan di Klungkung Daratan, tak tanggung-tanggung, rata-rata Rp 15 ribu per komoditi. Pemerintah daerah cukup gusar dengan situasi ini, karena kehidupan di daerah kepulauan semakin terasa sulit, di tengah masih redupnya pariwisata Nusa Penida.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Klungkung I Wayan Ardiasa, saat dihubungi Rabu (14/9) mengatakan pemerintah daerah sudah menyiapkan langkah-langkah strategis. Ada dua opsi yang sudah disiapkan kepada pimpinan agar bisa segera dieksekusi untuk menekan naiknya harga-harga kebutuhan pokok yang semakin menggila. “Kami siapkan dua alternatif opsi, penyaluran kebutuhan pokok menggunakan kapal roro ke Nusa Gede dan menggunakan BTT untuk penyaluran kebutuhan pokok dari Kusamba ke Lembongan,” kata Ardiasa.

Baca juga:  Karena Ini, Pertemuan IMF-WB Tak Agendakan Pembahasan Pinjaman untuk Indonesia

Ardiasa menjelaskan, pemerintah daerah sedang menyiapkan skema penyaluran kebutuhan pokok ke Nusa Penida, melibatkan PT Mitra Gema Santi, BUMDesma dari Desa Batununggul dan Koperasi Walet Sari untuk wilayah Lembongan-Jungutbatu. Tujuannya, untuk kembali menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok di daerah kepulauan ini.

Untuk wilayah Nusa Gede, penyaluran akan dilakukan melalui Kapal Roro di Padangbai oleh PT Mitra Gema Santi dan diterima BUMDesma di Batununggul. Selanjutnya, kebutuhan pokok ini agar disalurkan kepada warga Nusa Penida.

Sedangkan untuk suplai kebutuhan pokok ke Lembongan-Jungutbatu, akan disalurkan melalui Kusamba ke daerah itu dengan fast boat. Biaya penyaluran kebutuhan pokok ini, nantinya akan disubsidi pemerintah daerah dengan skema anggaran BTT (Bantuan Tak Terduga). “Ini akan terus dilakukan hingga ada kestabilan harga, harga kebutuhan pokok di Klungkung Daratan dan Nusa Penida menjadi sama. Kalau sekarang selisihnya masih tinggi, sekitar Rp 15 ribu. Contohnya, bawang merah kalau disini Rp 25 ribu per kg, disana bisa Rp 40 ribu. Cabai merah, disini (Klungkung Daratan) Rp 45 ribu disana (Nusa Penida) bisa Rp 60 ribu per kg,” terang Ardiasa.

Baca juga:  Kembali Ramai Dikunjungi, Retribusi Pariwisata di Nusa Penida akan Dipungut Lagi

Upaya ini akan terus dilakukan sampai harga-harga menjadi normal, yakni adanya kesamaan harga antara di Klungkung Daratan dengan di Nusa Penida. Guna mematangkan skema ini, pihaknya menegaskan akan melakukan rapat terakhir dengan pihak PT Mitra Gema Santi, BUMDesma di Batununggul dan Koperasi Walet Sari di Lembongan, bersama dengan Bupati Klungkung, Kamis (15/9). Dia belum bisa memastikan apakah skema ini akan digunakan keduanya, atau ada opsi lain yang bisa dilakukan untuk segera merealisasikan langkah-langkah dalam menekan harga kebutuhan pokok di Nusa Penida.

Baca juga:  Parkir di Atas Trotoar, Pemilik Motor Didatangi Tim Yustisi

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Klungkung Luh Ketut Ari Citrawati, sebelumnya mengatakan dalam mengantisipasi dampak inflasi yang semakin parah, pemantauan harga-harga tetap dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM, setiap Senin dan Kamis. Harga-harga saat masih merangkak naik. Sebagai langkah antisipasi, dia mengatakan pihaknya sedang merancang belanja wajib perlindungan sosial, sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134 Tahun 2022 tentang Belanja Wajib dalam rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022.

Aturan ini mewajibkan pemerintah daerah (pemda) untuk menyalurkan 2% dari Dana Transfer Umum (DTU) untuk bantuan sosial. Adapun bantuan sosial tersebut diarahkan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan nelayan. Kemudian juga ditujukan untuk penciptaan lapangan kerja serta pemberian subsidi sektor transportasi angkutan umum di daerah. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *