Narkoba
Kasat Res Narkoba Polres Klungkung sosialisasi bahaya narkoba kepada puluhan guru, Jumat (24/11). (BP/sos)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kasus narkoba tak hanya menjerat kalangan dewasa. Namun juga anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah yang akan menjadi generasi emas. Mengantisiasi hal tersebut, tak cukup mengandalkan sosialisasi dari kepolisian. Peran guru disekolah juga sangat diperlukan.

Hal tersebut ditegaskan Kasat Res Narkoba Polres Klungkung, AKP. I Gede Sudyatmaja didepan puluhan guru di Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Klungkung, Jumat (24/11).

Baca juga:  Dari PDIP Daftarkan Bacaleg hingga Artis Nyaleg

Mantan Kapolsek Tampaksiring, Gianyar ini menyatakan peredaran gelap narkoba menjadi musuh bersama. Apalagi saat ini untuk di wilayah Klungkung sudah ada siswa disalah satu sekolah yang sudah menjadi korban. Mencegah itu, perlu keterlibatan seluruh lapisan masyarakat terutama para guru.  “Harus turut dan wajib mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba dilingkungan sekolah,” tegasnya.

Jika menemukan adanya indikasi peredaran barang haram ini, guru diminta tak ragu untuk segera melaporkan ke kepala sekolah maupun kepolisian. Sebelum menyasar guru, sosialisasi sudah dilakukan pada siswa di sejumlah sekolah. Bahkan beberapa kali langsung ada penggeledahan terhadap barang-barang bawaannya.

Baca juga:  Komplikasi, Pengungsi Asal Besakih Meninggal di RSU Klungkung

Khusus tahun ini, sejak Februari hingga kemarin, tercacat sudah 22 orang diringkus Satuan Reserse Narkoba Polres Klungkung. Angka ini meningkat dari 2016 yang hanya 16 orang. Ditengah situasi itu, masyarakat lokal mendominasi sebagai pelaku. Hanya satu orang yang tercatat berasal dari luar Bali. “Orang Bali mendominasi. Pelaku ini lebih banyak jadi pemakai dari pada pengedar,” ungkap.

Mobilitas masyarakat yang tinggi menjadi salah satu penyebab narkoba sangat mudah masuk ke bumi serombotan. Terlebih Kabupaten Klungkung menjadi perlintasan antarkabupaten. Kondisi ini diperparah dengan mentalitas pelaku yang mengalami perubahan. Cenderung ingin mencari kesenangan. “Klungkung sebagai jalur perlintasan. Mobilitas warga tinggi,” katanya. (sosiawan/balipost)

Baca juga:  Rekonstruksi 2,5 Jam, Peragakan 64 Adegan

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *