Dinas Kesehatan saat melaksanakan fogging. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST. com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aiedes Aegypti di  Kabupaten Karangasem cukup tinggi. Hingga saat ini jumlah kasus yang ada tembus pada angka 600-an kasus.

Kadis Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, Senin (19/9) mengungkapkan, pada 2021 tercatat kasus gigitan nyamuk poleng itu berjumlah 185 kasus. Rerata kasus per bulan sebanyak 15 kasus.

Sedangkan tahun ini, yakni sejak Januari hingga 16 September, kasus DBD yang sudah terinput  sebanyak 659 kasus atau hampir 5 kali lipat dari setahun sebelumnya. “Sampai pertengahan  September kasus DBD meningkat sangat signifikan. Per bulannya rata-rata ada 73 kasus,” ujarnya.

Baca juga:  Semester I 2019, Jumlah Penderita DBD di Jembrana Alami Peningkatan

Pertama, menambahkan, meningkatnya jumlah kasus DBD dikarenakan siklus lima tahunan dan anomali cuaca ekstrem yang terjadi sejak beberapa bulan kebelakang ini. Dan selain disebabkan cuaca ekstrem, meningkatnya kasus DBD juga juga dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan 3M.

“Cuaca ekstrem yang memunculkan curah hujan tidak menentu membuat nyamuk dengan cepat bisa berkembang biak. Ini juga manjadi faktor meningkatnya kasus DBD di Karangasem,” katanya.

Baca juga:  Selama COVID-19, Segini Jumlah Kasus DBD di Jembrana

Dia menjelaskan, menyikapi kondisi itu, Dinas Kesehatan terus melakukan langkah-langkah pencegahan. Salah satunya, menggencarkan sosialisasi penerapan 3M ke masyarakat. “Kita terus melakukan penanganan dengan melakukan fogging ke sejumlah wilayah, termasuk ke wilayah Pelabuhan Padangbai,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN