NEGARA, BALIPOST.com – PLTG Gilimanuk yang selama ini tidak setiap hari difungsikan, mulai Senin (26/9) dihidupkan. Sejak beberapa tahun terakhir, pembangkit dengan bahan bakar High Speed diesel (sejenis solar) ini memang hanya difungsikan berkala dan bersifat standby ketika pasokan listrik dibutuhkan lebih banyak. Menjelang pelaksanaan Presidensi G20 di Bali, pembangkit listrik di Gilimanuk ini kembali dioperasikan.
Manajer Unit PLTG Gilimanuk-Pemaron, IGK Mulyadi, Senin (26/9) mengatakan, pembangkit yang memiliki daya mampu 130 MW di Gilimanuk, mulai dioperasikan guna mendukung kelistrikan Bali dalam even G20. “Memang pembangkit ini sifatnya standby, dan sekarang ini mulai diaktifkan mengikuti kebutuhan dengan pembebanan sesuai permintaan sementara 85 MW,” katanya.
Meskipun sebelumnya hanya cadangan ketika dibutuhkan, misalnya ketika ada permasalahan dari jaringan di Jawa atau hal yang lain. Rerata pembangkit ini dalam sebulan hanya lima kali dioperasikan.
Tetapi karena dibutuhkan untuk pasokan listrik di Bali selama G20, kembali dihidupkan tiap harinya dengan pasokan sementara 84 MW. Kendati jarang dioperasikan, menurutnya maintenance mesin pembangkit tetap dilakukan rutin setiap harinya.
Begitu halnya maintenance periodik setiap 6000 jam ekuivalen. Maintenance periodik ini juga dilakukan kelipatan tiap 12.000 jam, 18.000 jam dan 24.000 jam. Tiap harinya pembangkit ini juga mendapatkan pengamanan ketat dan masuk obyek vital di Gilimanuk.
Wilayah PLTG berdampingan dengan permukiman di Kelurahan Gilimanuk serta Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Selama tak beroperasi tiap hari, beberapa kali PLTG Gilimanuk mendapatkan predikat proper hijau dalam penilaian Peringkat kinerja perusahaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. (Surya Dharma/Balipost)