SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kabupaten Klungkung kini memiliki belasan desa wisata. Keberadaan desa wisata ini dianggap belum mampu maksimal memberikan dampak ke masyarakat. Demikian disampaikan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Selasa (27/9).
Ia mengatakan sesuai dengan SK terbaru, sudah ada 19 Desa Wisata di Klungkung. Setiap desa wisata ini, kata dia, sesungguhnya memiliki potensi yang mumpuni untuk menarik kunjungan wisatawan.
Tetapi, semua itu belum sesuai ekspektasi pemerintah daerah. “Kami harus mengatakan fakta bahwa desa wisata yang baru ditetapkan, masih berproses. Desa wisata baru disebut berhasil kalau kunjungannya sudah banyak, kemudian memberikan outcame, baik langsung maupun tidak langsung,” kata Suwirta.
Bupati Suwirta menegaskan, dampak langsung itu misalnya warga yang punya rumah makan, orang kemudian makan di sana. Wisatawan dapat melihat langsung, bagaimana suatu produk budaya dihasilkan, bahkan membelinya.
Hingga semua itu berdampak nyata dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat secara berkelanjutan. Kemudian secara tidak langsung, dari keberadaan desa wisata itu, muncul berbagai badan usaha, brand desa wisata itu mulai dikenal dengan kekhasan identitas unggulan masing-masing.
Wisatawan nusantara maupun mancanegara pun terkesan setelah berkunjung, sehingga ini terus berproses hingga memberi dampak nyata bagi masyarakat sekitar. Dia kembali mengingatkan itu pada setiap Pokdarwis yang mengelola desa wisata, maupun para pelaku wisata lainnya, agar potensi yang dimiliki setiap desa, tidak disia-siakan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, A.A Gede Putra Wedana, Rabu (28/9) menambahkan, keseriusan memang dibutuhkan setiap tokoh masyarakat di desa dalam mewujudkan hingga mengelola desa wisata itu. Dia mengakui, bahwa setiap desa wisata yang baru ditetapkan, masih butuh waktu untuk berproses.
Baik itu menyiapkan sumber daya manusia, maupun destinasinya hingga layak dinikmati wisatawan. Meski demikian, pihaknya menegaskan, sudah ada beberapa desa wisata yang mampu berproses dengan baik.
Seperti Desa Wisata Bakas maupun Desa Wisata Aan. “Termasuk Desa Manduang pun sedang kita dorong terus untuk menjadi desa wisata. Sarana dan prasarana sedang dibangun, baik itu rumah makannya hingga destinasinya, di Pesiraman. Setiap desa wisata yang sudah kami tetapkan sedang berproses,” kata pejabat asal Gianyar ini. (Bagiarta/balipost)