Seorang petani menggotong padi. Sejumlah petani memutuskan panen lebih awal karena lokasi sawahnya berada di pinggir Tukad Yeh Sah yang dialiri lumpur, Senin (27/11). (BP/nan)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Adanya lumpur dingin yang turun dari lereng Gunung Agung dan mengalir di Tukad Yeh Sah membuat para petani harus buru-buru panen. Mereka, terutama petani di Banjar Batusesa, Desa Menanga, Rendang yang memiliki lahan padi di sebelah sungai itu harus memotong padinya lebih awal.

Salah satu petani, I Wayan Darmada mengatakan pihaknya terpaksa memotong padinya lebih awal untuk dipanen pascaterjadinya aliran lumpur tersebut. Pasalnya, lokasi lahan persawahan miliknya sangat berdekatan dengan Yeh Sah yang menjadi lokasi aliran lumpur tersebut. Luas tabaman padi di lahan sawah yang bakal dipotong mencapai 25 are.

Baca juga:  Rumput di Besakih Mulai Mengering dan Berbau Belerang, Petani Kebingungan Cari Pakan Ternak

Sementara lahan sawah milik petani lain yang lokasinya berdekatan dengan lahan miliknya sudah ditutupi lumpur. Mengingat tempatnya berada di dataran rendah.

“Iya saya potong padi lebih awal. Karena padi berada dekat dengan sungai. Kalau normalnya, lagi 15 hari baru dipanen. Karena masa panen selama 3,5 bulan. Berhubung kondisinya seperti itu, terpaksa harus potong untuk dipanen lebih awal,” katanya.

Ia menjelaskan, dengan panen lebih awal ini, beras yang bisa diperoleh jauh lebih sedikit dibandingkan ketika kondisinya normal. Menurutnya, jika kondisi normal dengan luas lahan mencapai 25 are, pihaknya bisa mendapatkan sekitar 30 karung gabah. Per karung diperkirakan bisa mendapatkan 15 kilo beras. “Kalau sekarang pasti hanya setengah. Bahkan bisa saja lebih sedikit. Karena bulir padi masih banyak yang masih muda dan ada juga yang masih kosong,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  "Ibu" dari Banyak Tarian hingga Teater di Bali, Drama Tari Gambuh Diteliti
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *