TABANAN, BALIPOST.com – Menyusul reaksi warga Bali yang menyayangkan adanya WNA yang kembali berulah menodai kesucian pura, WNA yang duduk di pelinggih Pura Trate Bang, Candikuning, Baturiti, Tabanan, mengunggah permohonan maaf. Adanya informasi permohonan maaf dari WNA yang disebut berasal dari Rusia ini disampaikan Perbekel Candikuning, Made Mudita, Minggu (2/10).
Dikatakan Mudita, permohonan maaf ini diunggah di akun media sosial dreamchaser_traveling yang sebelumnya mengunggah foto WNA itu duduk di pelinggih Pura Trate Bang. Dalam unggahannya, bule itu memohon maaf karena fotonya menyebabkan ketersinggungan.
Ia beralasan karena lokasi pura yang didatangi itu kosong, dirinya tidak mengetahui bahwa foto tersebut dilarang. Ia mengatakan menyadari kesalahannya dan tidak bermaksud membenarkan aksi yang dilakukannya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa kunjungannya ke Bali dilakukan saat pandemi COVID-19, sehingga situasi di dalam pura itu kosong. Ia mengaku pergi ke Pura Trate Bang yang berada dalam kawasan Kebun Raya Eka Karya Bali itu seorang diri. “I UNDERSTAND HOW IMPORTANT RELIGION IS FOR PEOPLE OF BALI. I DELIGHTED WITH BALINESE TEMPLES AND THAT UNIQUE ARCHITECTURE. I REGRET THAT I DID NOT MANAGE TO UNDERSTAND THE MEANING OF ALL THE BUILDINGS LOCATED IN THESE TEMPLES. (Saya mengerti bahwa agama sangat penting bagi masyarakat Bali. Saya merasa terkesan dengan keunikan arsitektur pura yang ada di Bali. Saya sangat menyesal bahwa saya tidak mengerti makna dari semua bangunan yang ada di pura tersebut, red),” kata WNA itu dalam unggahannya.
Ia juga mengaku sudah mengontak manajemen Kebun Raya untuk mengoreksi kesalahannya. Walaupun ada banyak kebencian yang ditujukan padanya, ia mengatakan tidak merasa marah pada masyarakat Bali, dan menghargai perasaan mereka.
Sebelumnya, sebuah foto yang memperlihatkan seorang warga negara asing duduk di pelinggih pura beredar di media sosial. Perbekel Desa Candikuning, I Made Mudita, Sabtu (1/10) membenarkan bahwa kejadian WNA duduk di pelinggih pura itu ada di wilayahnya.
Ia mengatakan pihaknya bersama dengan polisi dan adat sudah turun ke lokasi mengecek kejadian tersebut. “Lokasinya benar di Pura Trate Bang, wisatawan ini naik ke Pelinggih Balai Pelik,” katanya.
Ia menyebutkan saat ini aparat telah melacak wisatawan yang disebut berasal dari Rusia itu. Diduga peristiwa ini terjadi sekitar 6 bulan lalu. “Sekarang, sanggah tawang sudah tidak ada, karena 6 bulan lalu saat odalan sudah dipindah ke barat. Nah sedangkan di foto wisatawan yang viral ini masih ada sanggah tawang. Jadi tidak baru ini kejadiannya,” ungkapnya.
Namun, ia mengatakan Desa Adat Bukit Catu tetap akan melaksanakan upacara guru piduka bertepatan dengan odalan di Pura Trate Bang saat Rahina Tumpek Landep. “Adat akan menggelar guru piduka dan upacara pembersihan sebelum piodalan akan datang,” jelasnya.
Ia menambahkan setiap harinya pintu masuk Pura Trate Bang selalu terkunci. Jika ada umat yang melaksanakan persembahyangan akan menghubungi pemangku setempat yang nomor teleponnya sudah tertera di wantilan jaba pura. “Jadi setiap hari pura terkunci dari depan,” tegasnya.
Ia juga menyebut, pengumuman larangan untuk masuk ke pura sudah ada. “Pengumuman larangan sudah tersedia di depan pura,” jelasnya. (Puspawati/balipost)