Akupansi
I.B. Wiryawan. (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Okupansi home stay di Ubud turun. Dari 2000 an kamar home stay yang ada di Ubud hanya terisi sekitar 10 persen. Terlebih lagi, setelah meletusnya Gunung Agung yang diikuti dengan cancelnya sejumlah penerbangan hingga ditutupnya Bandara Internasional Ngurah Rai membuat okupansi jatuh.

“Sampai saat ini okupansi jatuh, dari seluruh kamar yang ada hanya terisi 10 persen saja,“ tegas Ketua Ubud Home Stay Asosiasi, I.B. Wiryawan, Senin (27/11).

Baca juga:  Pasien Suspect Rabies Meninggal Dunia di IGD RSUD Buleleng

IB Wiryawan menjelaskan, jatuhnya okupansi homestay di Ubud tidak sepenuhnya akibat letusan Gunung Agung. Melainkan juga karena memasuki November yang nota bena tergolong low session. “Disamping memang low sesion ditambah erupsi Gunung Agung, ya makin parah,“ ujarnya.

Di kawasan Ubud terdapat sekitar 340 home stay dengan jumlah kamar mencapai 2000 an. Laporan yang ia terima dari setiap home stay minimal terisi 1 kamar bahkan ada yang kosong. “Rata-rata dari 6 kamar untuk satu home stay, hanya isi 1 atau 2 kamar,“ katanya.

Baca juga:  PASI Bali Tak Kirim Atlet ke Jateng Terbuka

Disinggung apakah wisatawan yang mengisi 10 persen akupansi ini akan bertahan. Dominan mereka belum memiliki rencana. Sehingga sewaktu-waktu mereka bisa tinggalkan Bali, tergantung situasi terkini. “Namun untuk malam ini sesuai kesepakatan dari PHRI, setiap akomodasi di Bali dihimbau memberikan free stay, “ katanya.

Gus De juga mengungkapkan bahwa sudah cukup banyak wisatawan yang awalnya booking kamar untuk liburan, namun harus di cancel karena sejumlah penerbangan cancel termasuk penutupan Bandara International Ngurah Rai. “Untuk home stay di Ubud saja ada sekitar 20 an booking yang di cancel, itu sekitar 30 sampai 40 room night,“ ungkapnya.

Baca juga:  IKN Terima Kunjungan Wisatawan Hingga 5.000 Per Hari

Bila kondisi ini terus berlangsung dalam seminggu kedepan diperkirakan akan semakin parah. Sementara untuk Desember sudah ada yang boking kamar sekitar 20 lebih. “Bookingan itu sampai 5 Januari, mudah-mudahan mereka tidak cancel, tapi sebanarnya kita tergantung situasi Gunung Agung,“ tandasnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *