Presiden RI Joko Widodo. (BP/Antara)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengawali hari kedua kunjungan kerjanya di Provinsi Bali dengan membuka Konferensi ke-3 Ekonomi Kreatif atau World Conference on Creative Economy (WCCE) Tahun 2022. Acara tersebut digelar di Bali Internasional Convention Center (BICC), Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (6/10).

Selesai acara tersebut, Presiden akan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, untuk kemudian lepas landas menuju Jakarta dengan menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1.

Setibanya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Presiden Jokowi akan menuju Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD-RI. Di situ, Kepala Negara akan membuka Sidang ke-8 Pertemuan Ketua Parlemen G20 atau The 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20).

Jokowi menyampaikan harapan agar Bali Creative Economy Roadmap for Global Recovery atau peta jalan akselerasi pemulihan ekonomi nasional dan global, dapat dilahirkan lewat WCCE III. “Saya berharap WCCE III menghasilkan Bali Creative Economy Roadmap for Global Recovery untuk mengakselerasi proses pemulihan ekonomi nasional dan global yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Presiden Jokowi dikutip dari Kantor Berita Antara.

Presiden meyakini ekonomi kreatif bisa menjadi solusi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan lewat kemampuan mendobrak batas geografis, gender, ras, dan strata ekonomi.

Oleh karena itu, lanjut Presiden Jokowi, ekonomi kreatif dapat menjadi pilar pendongkrak pertumbuhan ekonomi inklusif bagi semua dan berperan besar dalam pemulihan ekonomi global pasca-pandemi COVID-19.

Baca juga:  "Foreign Tourist Levy" Resmi Diluncurkan, Uji Coba Hasilkan Rp1,4 Miliar

Secara khusus Presiden Jokowi juga menilai topik-topik bahasan WCCE III sangat penting dan relevan seperti kebangkitan ekonomi, hak para pekerja kreatif dan kekayaan intelektual, inklusivitas dan agenda tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), serta masa depan ekonomi kreatif.

“Saya yakin inovasi dan kreativitas ditunjang iklim inovasi yang sehat dan produktif, yang dibarengi kebijakan yang adaptif, akan mendorong kemajuan peradaban sebuah bangsa,” kata Presiden Jokowi.

Di sisi lain Presiden Jokowi mengingatkan betapa ekonomi kreatif punya kegigihan dan daya tahan terkuat dibandingkan sektor-sektor lainnya di era pandemi.

Beberapa subsektor ekonomi kreatif seperti aplikasi dan pengembang permainan, televisi, dan radio, bahkan tumbuh signifikan dipicu meningkatnya konsumsi konten selama pandemi COVID-19.

“Saya percaya ekonomi kreatif di Indonesia dan banyak negara lainnya akan menjadi tulang punggung ekonomi masa depan, semakin kuat, dan diperhitungkan sebagai kekuatan ekonomi inklusif,” ujar Presiden Jokowi.

Ia pun mengingatkan bahwa pengembangan ekonomi kreatif harus terus dipacu agar menjadi sektor yang futuristik, tumbuh lebih cepat, lebih besar, dan maju.

WCCE merupakan inisiatif global yang dirintis sejak 2018 sebagai wahana menggaungkan misi kreatif yang inklusif dengan melibatkan sekira 1.000 pelaku dari berbagai unsur masyarakat (Pentahelix) dan pengambil kebijakan di bidang ekonomi kreatif dunia. Konferensi tersebut digelar pada 5-7 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali.

Baca juga:  Libur Natal Kali Ini Beda dari Sebelumnya, Bali Tak Macet

Di Indonesia ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 6,98 persen atau senilai Rp1.134 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

WCCE 2022 adalah salah satu side event terkait pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) pada rangkaian Presidensi G20 Indonesia yang diharapkan bisa memberikan dampak yang besar kepada masyarakat yang terlibat pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Pelaksanaan WCCE 2022 membawa misi pemulihan global lewat sektor ekonomi kreatif.

“Rangkaian WCCE 2022 meliputi tiga kegiatan. Pertama, WCCE Spotlight dan WCCE Expo/Creativillage yang menampilkan eksibisi/pameran kreatif, pertunjukan/showcasing, medium jejaring, dan sesi inspirator global di sektor ekonomi kreatif. Kedua, The Friends of Creative Economy (FCE) Meeting yang merupakan forum diskusi dan debat antar-pentahelix ekraf nasional dan global. Dan, ketiga, yaitu Ministerial Meeting yang merupakan forum kebijakan ekonomi kreatif tingkat menteri yang akan menyepakati outcome document dari WCCE 2022,” ujar Direktur Hubungan Antarlembaga, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Iman Santosa.

WCCE 2022 dengan tema “Inclusively Creative: A Global Recovery” akan berkolaborasi dengan beberapa negara untuk meningkatkan perhatian atas pentingnya strategi industri pada kreatif ekonomi. Sementara untuk sub-tema akan dibagi menjadi empat. Pertama adalah Creative Economy for Global Revival, kedua IP and Rights of the Creative, ketiga, Inclusive and SDG’s Agenda, dan keempat The Future of Creative Economy. Pembahasan tema ini akan melibatkan seluruh pihak terkait.

Baca juga:  Buka Pariwisata Bertahap, Waspadai ‘’Second Wave’’ COVID-19

“WCCE 2022 akan melibatkan seluruh stakeholder ekraf global, yaitu perwakilan pemerintah, organisasi internasional, akademisi, pelaku ekraf global, industri ekraf, asosiasi/komunitas ekraf, dan media. Target peserta event yang akan diselenggarakan secara hybrid ini sejumlah 3.000 peserta dari 50 negara,” kata Iman.

Iman melanjutkan, pelaksanaan WCCE ini sangat penting, sebab sejak awal WCCE merupakan inisiatif Indonesia untuk mengarusutamakan ekonomi kreatif di fora multilateral. Pelaksanaan WCCE pertama di Bali pada 2018 telah melahirkan Bali Agenda of Creative Economy yang berupa 21 peta jalan (roadmap) pengembangan ekonomi kreatif global, pembentukan Friends of Creative Economy, pengesahan resolusi PBB tentang Tahun Internasional Ekonomi Kreatif untuk Pembangunan Berkelanjutan (UNGA resolution on International Year of Creative Economy for Sustainable Development), dan pembentukan Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-CINC).

“Diharapkan leadership Indonesia dalam pelaksanaan WCCE 2022 ini dapat mendukung visi Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain ekraf global pada 2030. Saya juga berharap WCCE dapat membuka kesempatan bagi para pelaku ekraf di seluruh dunia untuk berkontribusi dalam penyusunan kebijakan yang inklusif, egaliter, dan berkelanjutan,” pungkas Iman. (kmb/balipost)

BAGIKAN