BANGLI, BALIPOST.com – Puncak karya Pujawali Ngusaba Purnamaning Sasih Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur, Desa Adat Batur, Kintamani berlangsung, Senin (10/10). Pada puncak karya digelar beberapa upacara, diawali mapepada agung, bhakti pujawali pengusaban, dan madewa seraya.
Pengemong Pura Tuluk Biyu Batur, Pelinggih Dane Jero Penyarikan Alitan mengatakan makna dari pelaksanaan upacara mapepada, pujawali dan madewa seraya tiada lain untuk memohon kepada sang pencipta agar dunia beserta isinya selalu diberikan keselamatan dan kesejahteraan.
Disampaikan bahwa dalam karya Pujawali, tapakan barong dari sebelas desa adat jenek di Pura Tuluk Biyu Batur untuk katuran pujawali.
Jero Penyarikan Alitan mengajak seluruh umat Hindu se dharma untuk dapat meluangkan waktunya nangkil ke Pura Tuluk Biyu Batur selama karya berlangsung. Sesuai dudonan karya, upacara penyineban pujawali ngusaba di Pura Tuluk Biyu Batur akan dilaksanakan pada Selasa (18/10). “Kami mengajak seluruh umat Hindu se-Dharma untuk tangkil selama karya berlangsung. Untuk ngrastiti Bhakti, memohon agar dunia beserta isinya selalu mendapat keselamatan dan kesejahteraan,” kata Jero Penyarikan Alitan.
Sementara itu, Ketua Panitia Karya I Ketut Sudana menyampaikan rangkaian karya Pujawali Ngusaba Purnamaning Sasih Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur sudah dimulai sejak 30 September. Diawali dengan mekarya rompok.
Sesuai dudonan karya, pada Selasa (11/10) rangkaian karya dilanjutkan dengan menggelar upacara mapepada penek, dan Bhakti penganyar dari semua kabupaten dimulai dari kabupaten Badung dan Gianyar.
Sudana berharap seluruh umat Hindu dapat tangkil ngaturang bhakti ke Pura Tuluk Biyu Batur selama karya berlangsung. “Melalui pelaksanaan karya pujawali ini kami harapkan jagat Bali dan seisinya selalu diberikan kerahayuan lan kerahajengan,” harapnya. (Dayu Swasrina/balipost)