NEGARA, BALIPOST.com – Hingga Rabu (29/11), sudah tiga hari Bandara Internasional Ngurah Rai ditutup karena adanya abu vulkanik di ruang udara penerbangan. Otomatis, penumpang pesawat pun diarahkan lewat jalur darat.
Arus lalulintas di jalan nasional Denpasar-Gilimanuk pun jadi padat. Arus kendaraan, khususnya mobil dan bus, baik dari arah Denpasar maupun Gilimanuk terpantau ramai lancar dari pagi hingga malam. Sepanjang jalan nasional dari Gilimanuk hingga Pekutatan nampak ramai lancar. Kondisi ini tidak seperti hari-hari biasanya yang cenderung lengang dan lebih banyak kendaraan barang.
Mobil-mobil penumpang seperti travel juga lebih banyak melintas. Bahkan sering melintas satu hingga tiga mobil yang dikawal dengan mobil polisi. “Biasanya yang melintas dapat pengawalan paling hanya truk bawa uang, dua hari ini sering kali melintas pengawalan dengan mobil polisi,” tandas Ketut Artawan, salah seorang warga di Banyubiru.
Kondisi tersebut juga terjadi di Pelabuhan Gilimanuk. Terus mengalirnya kendaraan yang masuk ke Pelabuhan mengakibatkan situasi di Pelabuhan padat sejak Senin malam. Bukan hanya kendaraan yang keluar Bali saja, namun juga kendaraan yang masuk Bali juga padat. Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP Nyoman Sukadana dikonfirmasi membenarkan adanya peningkatan arus kendaraan namun jumlahnya tidak terlalu padat dan masih lancar.
Mendapati lalu lintas yang padat ini, Polres Jembrana juga telah melakukan antisipasi. Penjagaan dan pengaturan jalur utama ditingkatkan mulai dari perbatasan Pekutatan hingga Pelabuhan Gilimanuk. Pengaturan tersebut melibatkan anggota polsek-polsek yang dilintasi serta Polres khususnya dari satuan lalulintas.
Sementara itu Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Heru Wahyono dikonfirmasi mengatakan dibanding hari normal ada peningkatan pengguna jasa penyeberangan baik penumpang maupun kendaraan yang cukup signifikan. Pada Senin hingga Selasa tercatat ada kenaikan untuk penumpang sebanyak 79 persen.
Normalnya 13.660 orang menjadi 24.430 orang. Selanjutnya roda dua, terjadi kenaikan sebanyak 72 persen dan R4 (mobil sejenis) naik 32 persen, dari normalnya 3.144 naik menjadi 4.122 unit mobil. (Surya Dharma/balipost)