Wisatawan asing bergerak menuju stasiun Banyuwangi Baru, Ketapang, Banyuwangi, Rabu (29/11). (BP/udi)
BANYUWANGI, BALIPOST.com – Angkutan kereta api (KA) mendapatkan berkah akibat penutupan Bandara Ngurah Rai. Jumlah penumpang KA dari Banyuwangi, Jawa Timur mulai meningkat. Peningkatan didominasi wisatawan asing.

Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 9 Jember, Lukman Arif mengatakan sejak penutupan Bandara Ngura Rai penumpang KA dari Banyuwangi langsung meningkat. Meski kenaikannya tak terlalu tajam. “Memang ada kenaikan, tapi hanya sedikit. Kenaikan didominasi warga negara asing,” kata Lukman, Rabu (29/11).

Baca juga:  Sembilan WNA Digulung Ombak, Satu Tewas

Dijelaskan, penumpang warga asing ini kebanyakan memilih KA tujuan Banyuwangi-Surabaya. “Mereka kebanyakan tiba pagi dan siang. Rute Surabaya paling banyak dicari,” jelasnya.

Selain warga asing, penumpang domestik juga berdatangan. Namun, jumlahnya relatif kecil. Peningkatan penumpang ini, imbuh Lukman, masih bisa dilayani armada KA reguler. Sebab, belum terjadi lonjakan penumpang yang membludak. Meski begitu, kata dia, dua KA premium sapu jagat tetap disiagakan di Stasiun Banyuwangi Baru, Ketapang. Termasuk, kereta api klinik untuk mengantisipasi pengungsi Gunung Agung dari Bali ke Banyuwangi.

Baca juga:  Macet, Kunjungan Wisatawan ke Tanjung Benoa Menurun 40 Persen

Selain angkutan KA, jumlah penumpang yang menggunakan kapal ferry dari Gilimanuk ke Ketapang juga terus meningkat. Ini dampak penutupan Bandara Ngurah Rai yang terus berlanjut. Hingga Rabu pagi, jumlah penumpang pejalan kaki dari Gilimanuk naik hingga 113 persen, tembus 2.367 orang. Sedangkan roda dua mencapai 2.522 unit, naik 113 persen dibanding hari biasa. Sementara roda empat naik 78 persen, mencapai 5.337 unit.

Baca juga:  Warga Keluhkan Jalan Rusak, Wisatawan Kerap Menjadi Korban

Penurunan penumpang justru terjadi dari arah Ketapang. Roda dua turun 17 persen. Penurunan ini diprediksi akibat erupsi Gunung Agung di Bali. Meski terjadi lonjakan penumpang dari Bali, jumlah armada kapal yang disiagakan di Selat Bali tetap normal, sebanyak 32 kapal. Sebab, kenaikan ini masih terbilang normal. Bisa dilayani armada kapal rutin. (budi wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *