Petugas PMI memperlihatkan foto keluarga yang tertimpa bencana air bah. Jasad Wedana Putra (dua dari kiri) masih belum ditemukan, Senin (17/10). (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Nahas benar nasib kakak-beradik, I Gusti Ayu Agung Pradnya Aprilianti (19) dan I Gusti Ngurah Wedana Putra (9). Keduanya tewas diterjang air bah saat berada di dalam kamar rumahnya, Senin (17/10) dini hari.

Hingga siang ini, proses pencarian jasad Wedana oleh tim gabungan di aliran Sungai Ketapang, Banjar Dinas Santi, Desa Selat, Kecamatan Selat, masih berlangsung. Fokus pencarian dilakukan di lokasi yang dekat rumahnya itu, karena saat kejadian korban masih berada di dalam kamar.

Paman korban, I Gusti Ngurah Ananjaya, menuturkan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WITA. “Setelah ada infromasi itu, saya langsung ke sini,” ucapnya ditemui di lokasi.

Menurut, Ananjaya, saat kejadian semua anggota keluarga yang terdiri dari lima orang, yaitu orangtua dan tiga anaknya berada dalam rumah. Sebelum air bah besar menerjang rumah korban, ayah korban I Gusti Ngurah Suparta dan ibu korban, I Gusti Ayu Trisna Dewi, sempat menyelamatkan sepeda motor untuk dibawa ke jalan di sebelah selatan.

Baca juga:  Ini, Kronologis Nelayan dan Tamunya Dikabarkan Hilang dan Ditemukan Selamat

“Sejatinya, kakak korban yang meninggal ini sudah sempat menarik adiknya, tapi keburu korban dihantam air bah besar sehingga terseret dan akhirnya meninggal dunia. Sementara ibunya ditemukan tersangkut di selatan rumah korban,” katanya.

Ia menjelaskan, keluarga ini sudah tinggal di aliran sungai itu sejak 15 tahun lalu. Selama ini, tidak pernah ada air bah besar seperti sekarang. “Ini baru pertama kalinya ada air bah sebesar ini. Sebelum-sebelumnya tidak pernah. Ini kemungkinan dampak Galian C di atas. Karena di hulu ada aktivitas Galian C,” imbuhnya.

Baca juga:  Hujan Deras, Rumah Tua Di Desa Banjar Roboh

Sementara itu, ayah korban menuturkan, kalau hujan mulai turun sekitar pukul 24.00 WITA. Ia mengaku tak pernah membayangkan akan ada air bah besar menerjang rumahnya.

Pasalnya, selama dirinya tinggal di lokasi itu, tidak pernah ada air bah sebesar ini. “Air besar ini baru kali ini, sebelumnya tidak pernah,” ucapnya.

Suparta, menambahkan, air bah besar menerjang sekitar pukul 04.00. Yang pertama kali hanyut adalah istrinya.

Mengetahui istrinya hanyut, ia berusaha menyelamatkan istrinya. “Saya saat itu fokus menyelamatkan istri saya,” ujarnya.

Saat balik mencari ketiga anaknya, satu-satunya anak yang selamat, I Gusti Ayu Trisna Dewi memanggil-manggil namanya. “Saya langsung selamatkan nyangkut di kayu. Setelah itu, saya langsung mencari kedua anak saya yakni, I Gusti Ayu Agung Pradnya Aprilianti dan I Gusti Ngurah Wedana Putra. Tapi, keduanya sudah tidak ada,” imbuhnya.

Baca juga:  Soal Dana Bansos Kemensos, Sejumlah Kendala Hambat Penyaluran

Dia menambahkan, setelah mengetahui kedua anaknya tidak lagi ada di kamar, ia pun mencoba mencari di seputaran rumah. Sang anak tertua, I Gusti Ayu Agung Pradnya Aprilianti ditemukan di selatan rumah dengan kondisi meninggal dunia. Sementara, anaknya yang laki-laki belum berhasil ditemukan.

Proses pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan dibantu oleh warga setempat. Petugas bersama warga terus menggali material di lokasi rumah korban.

Hingga pukul 13.17 WITA, jasad korban belum juga ditemukan. Rencananya, alat berat akan digunakan mengingat material cukup banyak di lokasi kejadian. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN