Jalan menghubungkan Marga dengan Apuan tergerus hingga putus tak bisa dilalui karena diterjang banjir, Senin (17/10). (BP/bit)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sehari dilanda hujan deras pada Senin (17/10), ratusan lokasi di Bali mengalami bencana. Jenis bencana bermacam-macam, dari pohon tumbang, banjir, hingga longsor. Akibat bencana ini, sebanyak 6 nyawa melayang, puluhan warga mengungsi, dan ratusan rumah dan bangunan mengalami kerusakan dengan berbagai kategori.

Menurut data yang direkap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, kejadian bencana cukup banyak terjadi di Karangasem dengan jumlah 40 lokasi di 5 kecamatan. Dijelaskan Kepala Pelaksana BPBD Bali, Made Rentin, Selasa (18/10), dari berbagai bencana yang terjadi di Karangasem, terdapat 3 korban jiwa.

Dua korban jiwa merupakan kakak beradik yang hanyut terseret air bah saat berada di rumahnya yang berlokasi di Banjar Santi, Desa Selat, Kecamatan Selat. Mereka adalah I Gusti Agung Pradnya Aprilianti (19) dan I Gusti Agung Ngurah Wedana Putra (9).

Baca juga:  Panglima TNI Mutasi Ratusan Perwira, Salah Satunya Letjen Cantiasa

Sementara satu lagi korban jiwa di Karangasem adalah Nengah Suti (65). Lansia ini tewas setelah tertimbun longsor di rumahnya di Dusun Perangsari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat.

Sementara itu, dilihat dari dampak kerugian materialnya, terparah terjadi di Jembrana. Sebab, banjir bandang yang melanda wilayah Penyaringan dan Tegalcangkring menyebabkan puluhan rumah warga rusak, jalan nasional Denpasar-Gilimanuk ditutup karena Jembatan Biluk Poh dibanjiri kayu dan sampah yang meluap saat banjir bandang, dan dua jembatan putus.

Jembatan Biluk Poh di Penyaringan yang merupakan akses jalan nasional Denpasar-Gilimanuk dipenuhi kayu yang terseret banjir bandang, Senin (17/10) pagi. (BP/Istimewa)

Selain itu, di Jembrana juga tercatat satu pemotor, Ni Putu Widya Margareta, hilang karena terpeleset di alur Sungai Penyaringan, Jembatan Biluk Poh. Hingga saat ini petugas masih melakukan pencarian siswa SMA kelas III asal Desa Penyaringan itu.

Baca juga:  "Mystical of Gorga" Raih “The Best National Costume” di Vietnam

Sedangkan di Tabanan, puluhan lokasi juga dilanda bencana. Terparah terjadi di Pura Pucak Manik Toya yang terendam air setinggi 2,5 meter karena meluapnya Sungai Yeh Sugi, Desa Batannyuh, Marga. Kerugian di pura ini saja diperkirakan mencapai Rp3,5 miliar karena sejumlah pelinggih dan bale mengalami kerusakan parah.

Terdapat satu korban jiwa di Tabanan, I Putu Aldi Prayoga (12). Siswa kelas VI SDN 1 Apuan ini meninggal saat masih tidur di kamarnya karena tertimbun material longsor di wilayah Apuan, Tabanan.

Baca juga:  Jaringan Internet di Badung “Mogok”

Di Bangli juga terdapat korban jiwa, seorang pemotor berusia 17 tahun, Desak Okta Nita. Korban yang mengendarai motor terseret arus sungai dan tercebur ke got di Desa Tamanbali pada Senin sore. Jasadnya ditemukan di Saluran Irigasi Guliang Kangin.

“Sampai pukul 23.45 WITA, Senin 17 Oktober, total meninggal dunia 6 orang. Rinciannya 3 orang di Karangasem, 1 orang di Bangli, 1 orang di Tabanan, dan 1 orang di Jembrana (masih pencarian, red),” jelas Rentin lewat pesan WhatsApp.

Di Gianyar juga tercatat adanya sejumlah bencana berupa pohon tumbang, banjir, hingga longsor. Pun dengan di Kabupaten Badung yang dilanda puluhan bencana di sejumlah kecamatan. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN