Salah satu rumah warga yang diterjang banjir bandang di Biluk Poh, Tegalcangkring. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Dampak bencana banjir bandang di Kabupaten Jembrana, Senin (17/10) dinihari menyebar di seluruh kecamatan. Di lima kecamatan itu, total ada 18 desa yang dilaporkan terdampak banjir dengan 35 titik banjir. Selain itu sedikitnya 7 jembatan penghubung antarbanjar putus.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Selasa (18/10) pagi mengungkapkan dari 35 titik banjir yang terdata awal itu, yang paling parah dampaknya di Biluk Poh, Tegalcangkring. Selain jembatan di jalur jalan nasional yang tidak bisa dilalui dan mendapat penanganan segera, juga ada ratusan KK yang terdampak banjir di wilayah tersebut.

Baca juga:  Kembali, Bali Tambahkan Kasus Baru Positif COVID-19 dan Sembuh

“Penanganan awal, mengevakuasi korban banjir termasuk membuat posko penanggulangan dan pengungsian di Biluk Poh. Selain itu penanganan akses jalan nasional yang sempat putus dan sekarang sudah bisa dilalui,” kata Agus Artana.

Selain itu, di beberapa wilayah terdampak banjir, BPBD dan elemen lainnya juga menyalurkan makanan, khususnya warga yang mengungsi. Sedangkan untuk penanggulangan infrastruktur yang mengalami kerusakan, BPBD akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang rencananya Selasa ini meninjau langsung kondisi di Biluk Poh.

Baca juga:  Tiga Hari Melandai, Kasus COVID-19 Bertambah di Atas 100 Lagi

BPBD juga masih menunggu laporan dari tiap Kecamatan terkait bencana yang dialami di masing-masing wilayah untuk sinkronisasi data. “Kalau sekarang ini kita fokuskan pada warga yang terdampak, penanganan awal termasuk kebutuhan makan,” tambahnya.

Data yang dihimpun BPBD Jembrana, untuk kerugian ada 156 rumah yang terendam, 117 keluarga mengungsi, yang dievakuasi 38 orang dan satu korban terseret arus banjir bandang. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Masyarakat Bali Diminta Waspada Potensi Angin Kencang
BAGIKAN