AMLAPURA, BALIPOST.com – Satu keluarga di Banjar Dinas Abiantiying Kelod, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, untuk sementara waktu harus mengungsi ke rumah mertuanya. Mereka tak berani tinggal di rumahnya karena sapuan air bah menyebabkan penyengker rumahnya roboh.
Salah seorang anggota keluarga dari korban banjir ini, I Gusti Ayu Agung Widiani, Selasa (18/10), mengungkapkan, selain penyengker rumahnya roboh, sejumlah sepeda motor juga sempat hanyut. “Ini baru pertama kali ada air sungai sebesar ini. Sebelum-sebelumnya tidak pernah tidak pernah ada air sebesar ini, ada air tapi kecil tidak sampai separah ini,” ucapnya.
Agung Widiani mengatakan rumahnya ditempati oleh satu kepala keluarga (KK) dengan jumlah 5 orang anggota keluarga. Satu keluarga di samping rumahnya juga mengungsi karena saat ini rumah tersebut masih tergenang air.
“Keluarga saya, untuk sementara mengungsi di rumah mertua. Karena kami belum berani tinggal di rumah. Karena saat hujan kemarin, air besar menerjang, sehingga kami takut,” katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya belum tahu sampai kapan akan mengungsi di rumah mertuanya. “Belum tahu sampai kapan akan numpang. Kalau musim panas kemungkinan berani, kalau masih seperti ini tetap numpang di mertua,” imbuhnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Karangasem, Putu Eka Putra Tirtana, menjelaskan, pihaknya belum dapat memastikan berapa KK atau warga yang mengungsi akibat bencana ini. “Belum bisa kami pastikan, kami masih lakukan pendataan dulu,” katanya. (Eka Parananda/balipost)