Suasana Dialog Penerbangan bertema “Financial Measures for the Aviation Recovery” yang diselenggarakan di Bali, Selasa (18/10/2022). (Kmb/Balipost)

JAKARTA, BALIPOST.com – Penerbangan menjadi salah satu sektor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya pemulihan industri penerbangan pascapandemi COVID-19.

“Saya mendorong forum ini mendiskusikan peluang dan tantangan yang dihadapi oleh industri penerbangan terkait dengan pembiayaan dan leasing pesawat,” kata Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan pada Dialog Penerbangan bertema “Financial Measures for the Aviation Recovery”, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (18/10).

Luhut menekankan empat prioritas utama yang harus dilakukan dalam upaya pemulihan industri penerbangan, yang pertama yaitu mempercepat pemulihan konektivitas udara yang aman dan efisien untuk pariwisata, perdagangan.

Baca juga:  Tahun Lalu, 63 Juta Penumpang Pesawat Lalui Bandara Soetta

Kedua, melakukan pemulihan yang memperhatikan masa depan yang berkelanjutan dan memperhatikan isu lingkungan.

Ketiga, mendorong lebih banyak kerja sama antarnegara, lembaga keuangan, dan sektor swasta internasional. Keempat, memanfaatkan digitalisasi dan inovasi teknologi.

Sementara itu, Presiden Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization) Salvatore Sciacchitano mengapresiasi komitmen Indonesia untuk memulihkan industri penerbangan. “Hal ini yang membuat saya datang ke sini. Bahwa peran Indonesia untuk membawa isu penerbangan menjadi perhatian dalam kepemimpinan Indonesia pada G20,” kata Salvatore Sciacchitano yang hadir secara langsung dalam dialog di Nusa Dua, Bali.

Baca juga:  Sejak Desember 2018, Frekuensi Penerbangan Turun 15 Persen Dipicu Harga Tiket

Ia mengungkapkan, dampak pandemi COVID-19 untuk industri penerbangan sangat luar biasa. Sebelum pandemi, ada sekitar 4,5 miliar penumpang per tahun yang melakukan perjalanan dengan pesawat, dan pada saat pandemi turun sekitar 60 persen. “Di negara lain banyak maskapai yang tutup, tetapi pemerintah Indonesia di sini memberikan dukungan penuh dan hadir dalam mengupayakan pemulihan,” ujarnya.

Salvatore juga menyambut baik disepakatinya perjanjian hubungan udara yang lebih komprehensif antara ASEAN dengan Uni Eropa, yang akan membantu mempercepat upaya pemulihan industri penerbangan di kedua kawasan regional maupun secara global. “Dalam pengalaman di Eropa, liberalisasi di dunia penerbangan akan membuka peluang dan persaingan yang semakin kompetitif,” katanya.

Baca juga:  Infrastruktur dan Waktu Tempuh Makin Pendek, Bisnis Angkutan Darat Tunjukkan Tren Peningkatan

Sebagai informasi, kegiatan yang menjadi side event Presidensi Indonesia di KTT G20 ini dihadiri Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (secara daring), Presiden ICAO Mr. Salvatore Sciacchitano, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Turut para pejabat senior dan Menteri Transportasi sejumlah negara seperti negara anggota ASEAN, Uni Eropa, Amerika Serikat, Italia, Rusia, dan India.

Serta dari sejumlah organisasi penerbangan dunia seperti ICAO, International Air Transport Association (IATA), Aergo Capital, Airbus, Boeing, Airport Council International (ACI), dan perusahaan pembiayaan (leasing) internasional. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN