Suasana persiapan pementasan Calonarang yang akan digelar di Gedung Ketut Maria, Tabanan pada Minggu (30/10) malam. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Pementasan Calonarang dengan 108 watangan (orang dibuat mati suri) digelar Yayasan Mandala Suci, di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, pada Minggu (30/10) malam. Kegiatan ini selain untuk meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), juga ingin melestarikan Calonarang.

Pendiri Yayasan Mandala Suci Ir Nengah Atmaja, mengatakan persiapan untuk pementasan Calonarang berjudul ‘Katundung Ratna Manggali’ ini sudah sepenuhnya siap. Termasuk para sisya (siswa) yang diberikan anugerah untuk menjadi watangan juga sudah siap.

Sebanyak 108 orang yang menjadi watangan ini adalah siswa Yayasan Mandala Suci. Menariknya mereka ada yang berusia 6 tahun hingga 60 tahun. Selain itu tak hanya laki-laki saja, perempuan pun ikut menjadi watangan.

Baca juga:  Pujawali Pura Luhur Tanah Lot Mulai 18 Januari, Perhatikan Pasang Surut saat "Tangkil"

“Banyak yang bertanya, mengapa Calonarang dilakukan tidak di Pura, mereka lupa sejatinya Tuhan itu ada dimana-mana. Artinya, kalau perlu pelindung dimanapun ada yang sifatnya baik, berarti kalau dia tidak berani selain di Pura mementaskan artinya ilmunya masih rendah. justru di tempat yang rawan yang bukan Pura bisa kita mendatangkan beliau ke sana artinya menunjukkan spiritual yang bagus,” terangnya.

Sejatinya acara ini, lanjut kata Nengah Atmaja, hanya untuk lebih memperkenalkan keberadaan Yayasan Mandala Suci, atau pesraman yang sifatnya membantu dalam hal pengobatan spiritual dan peningkatan bakti kepada Tuhan. “Acara ini murni dari yayasan karena kami ingin lebih memperkenalkan lagi keberadaan yayasan di masyarakat. Agar lebih dikenal bahwa ada Pesraman yang betul-betul tidak matrealistis. Karena kita bukan Nyalonarang sifatnya melainkan pengobatan spiritual dan peningkatan bakti kepada Tuhan biar lebih nyata,”jelasnya.

Baca juga:  Pelaksanaan G20 Tak Beri Dampak Signifikan ke Pengusaha Bali, Mayoritas Jadi Penonton

Terkait dengan 108 watangan ini, menurut Nengah Atmaja, ada makna filosofinya. Angka satu itu merujuk Tuhan yang Maha tunggal. Angka nol, juga merujuk Tuhan sunia atau kosong. Dan angka delapan artinya kehidupan tidak ada batasnya untuk mencari kebaikan. “Angka delapan itu nyambung (tidak terputus, Red), dan jika dijumlahkan, angka 108 ini berjumlah 9. Sembilan ini adalah angka sakti Dewata Nawa Sanga,” tuturnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Ini Daftarnya Caleg Lolos ke DPRD Bali, Didominasi Petahana dan 17 "Newcomers"
BAGIKAN