Seorang pekerja melintas di proyek pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Denpasar, Rabu (31/8/2022). TPST ini dibangun untuk mendaur ulang sampah menjadi produk yang berguna. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Rencana melakukan uji coba operasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kesiman Kertalangu, Kamis (27/10) tak jadi dilakukan. Uji coba kembali dijadwal ulang ke 5 November.

Kepala Bagian Administrasi Pembangunan (adbang) Setda Kota Denpasar, I Gede Cipta Sudewa Atmaja, Senin (31/10), mengatakan alasan diundurnya pelaksanaan uji coba ini. Ia mengungkapkan beton yang menjadi dasar mesin belum kering secara sempurna.

Cipta yang juga Sekretaris Tim TPST Denpasar ini mengatakan, pihaknya tidak berani melakukan uji coba ketika beton yang menjadi dasar mesin pengolahan sampah masih basah. Dikhawatirkan, bila dilakukan uji coba akan berdampak buruk bagi keamanan mesin. “Mesin itu kapasitas besar, jadi kalau dasarnya masih basah, khawatir terjadi kerusakan. Karena itu, Pak Wali Kota meminta untuk diundur saja uji cobanya,” katanya.

Baca juga:  Tuai Penolakan, Pemanfaatan Lahan Pemprov untuk TPS di Wilayah Cengiling

Dikatakan, dalam uji coba nanti, operasionalnya tidak langsung 100 persen dari kapasitas pengolahan sampah. Saat uji coba, hanya dilakukan 30 persen dari total kapasitas pengolahan.

Kapasitas pengolahan sampah di TPST Kesiman kertalangu ini sebesar 450 ton per hari. TPST ini akan dikelola oleh  PT Bali Citra Metro Plasma Power (BCMPP) yang telah menang tender beberapa waktu lalu. Sistem pengelolaan TPST ini menggunakan sistem kontrak payung selama 20 tahun.

Baca juga:  Jadwal PKB, Kamis 11 Juli 2019

Direktur PT CMPP, Made Wahyu Wiratma dalam pemaparannya di depan jajaran DPRD Denpasar beberapa waktu lalu mengatakan sampah tersebut akan diolah menjadi briket sampah atau Refuse Derived Fuel (RDF) untuk sampah kering. Sementara untuk sampah basah yang berupa buah dan sayur digunakan sebagai makanan magot dan kompos serta pelet. “RDF ini memiliki nilai kalor yang sama sehingga bisa menggantikan bahan-bahan alat pembakaran kotor seperti batubara. Nilai kalornya 3.000 kalori yang sama dengan batubara,” katanya.

Baca juga:  Hasil Pengecekan Hulu DAS, Ini Penyebab Banjir Bandang di Biluk Poh

Seperti diketahui, saat ini Denpasar mendapat proyek dari pusat sebanyak tiga TPST. Ketiga tempat itu, yakni  Tahura Ngurah Rai, Kecamatan Denpasar Selatan,  Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur dan Padangsambian Kaja, Denpasar Barat. Proyek yang digarap pusat ini mendekati rampung. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN