JAKARTA, BALIPOST.com – Sebanyak empat orang dokter kembali wafat akibat infeksi COVID-19. Penambahan ini disampaikan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI), berdasarkan informasi terbaru yang dihimpun per awal November 2022.
“Informasi ini sekaligus mengingatkan semua pihak, bahwa pandemi belum usai, upaya pembaruan informasi dan strategi penanganan COVID-19 harus jadi perhatian semua kalangan,” kata Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi saat membuka Media Briefing terkait update kasus COVID-19 yang diikuti dalam jaringan Zoom di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (3/11).
Ia mengatakan tambahan kasus tersebut sekaligus menambah daftar dokter yang wafat akibat COVID-19 di Indonesia menjadi 755 orang sejak pandemi melanda. “Terakhir 751 dokter yang wafat di Maret 2022. Pembaruan data sampai bulan ini bertambah empat orang dan ini belum semuanya data masuk ke IDI,” katanya.
Menurut Adib, kasus kematian akibat COVID-19 di kalangan profesi tenaga medis masih menjadi perhatian serius IDI. “Kami akan terus perbarui informasi terkait sejawat dokter yang wafat karena COVID-19,” katanya.
Adib mengapresiasi komitmen seluruh dokter dalam melayani masyarakat di tengah tantangan pandemi, hingga Indonesia berhasil keluar dari situasi gawat darurat kesehatan. “Peran tenaga kesehatan perlu tetap diingat, karena peran mereka pula, kita mampu melampaui masa sulit,” katanya.
Meski demikian, IDI mengingatkan masyarakat bahwa status pandemi COVID-19 belum dinyatakan berakhir hingga saat ini.
Menurut Adib, ada sejumlah upaya kunci yang didapat berdasarkan perjalanan pandemi sejak 2020. Salah satu yang terpenting adalah kolaborasi seluruh pihak dalam pengendalian penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. “Perlu dukungan pemerintah, swasta, TNI-Polri, media massa dan masyarakat bersama profesi dokter sebagai garda terdepan sekaligus benteng terakhir penanganan pandemi. Ini hikmah yang perlu disorot,” katanya.
Merujuk pada kasus pandemi, kata Adib, bisa diselesaikan jika ada kolaborasi yang kuat dari seluruh pihak. Pentahelix perlu terus dijalankan didukung komunitas organisasi profesi, masyarakat dan swasta. (kmb/balipost)