Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ajakan Gubernur Bali, Wayan Koster, kepada manajer hotel maupun pengelola hotel untuk menghidangkan produk lokal Bali ke delegasi KTT G20 mesti disambut pengelola hotel yang beroperasi di Bali. Meski tidak semua produk lokal Bali dapat digunakan, namun harus ada porsi penggunaannya.

Ketua Indonesian Food and Beverage Executive Association (IFBEC) Bali Ketut Darmayasa, Kamis (3/11) mengatakan ajakan tersebut sangat baik jika dapat diterapkan karena ada rasa bangga sebagai masyarakat Bali yang juga pengelola hotel dapat menghidangkan produk lokal bagi para delegasi G20. Selain bangga, juga dapat membantu UMKM Bali karena memang seharusnya dalam perhelatan internasional yang dilaksanakan di Bali, produk Bali harus berjaya.

Maka dari itu perlu komitmen dan regulasi dalam penerapannya agar produk lokal Bali mendapat porsi yang mapan di industri hotel. Sistem penggunaan produk lokal yang berkaitan dengan regulasi sangat diperlukan untuk mempermudah penggunaan produk lokal serta pelayanan yang diberikan produsen pangan lokal juga mesti cepat.

Baca juga:  Setelah Pasar Badung, Jokowi Kunjungi Taman Kumbasari Tukad Badung

Ia berharap ajakan ini tidak berhenti saat perhelatan G20 selesai, melainkan juga berkelanjutan mengingat sudah ada payung hukumnya yaitu Pergub 99/2018. Itu perlu diintegrasikan dengan kebijakan hotel terutama hotel bintang 5 mengingat masih minim hotel bintang 5 yang menerapkan kebijakan Pergub 99/2017 termasuk Pergub nomor 1/2020 tentang minuman fermentasi dan distilasi khas Bali.

 

Menurut Darmayasa, saat ini masih dominan menggunakan produk impor untuk minuman beralkoholnya. Ia berharap Pergub tersebut dapat diterapkan semua anggotanya agar pengelola hotel di Bali tidak menjadi orang asing di daerah sendiri atau menjadi penonton di Bali.

Baca juga:  Musrenbang Perubahan RPJMD 2018-2023, Gubernur Koster Berupaya Tak Bertumpu di Satu Sektor

Meski dalam industri hotel, kualitas dan kontinyuitas produk sangat penting, namun dengan komitmen dari pengelola hotel untuk menggunakan produk lokal Bali, maka segala tantangan tersebut dapat dihadapi. Terkait kualitas bahan baku, pengelola dapat secara kreatif mengolahnya menjadi makanan atau berkelas internasional, karena skill pengolahan juga memengaruhi rasa dan kualitas bahan baku produk lokal. “Selain itu, birokrasi produk lokal masuk ke industri perhotelan juga mesti mengikuti beberapa persyaratan salah satunya kontinyuitas dan ini butuh komitmen,” ujarnya.

Baca juga:  Mayat Orok Tergeletak di Pantai

Sementara Marketing and Communication Manager Merusaka Hotel Nusa Dua Dady Primady mengatakan, sebagai pengelola hotel yang beroperasi di Bali, pihaknya mesti menerima dan turut memajukan produk lokal Bali. “Tetapi mungkin untuk daging sapi olahan saja yang masih kita mixed antara produk lokal dan luar karena at the end kita selaku industri hotel harus memberikan pelayanan dan cita rasa yang baik, benar dan enak untuk para tamu-tamu hotel maupun delegasi. Kami selaku pelaksana industri pariwisata mencoba untuk menerapkan apa yang disarankan oleh Pak Gubernur, kami memajukan dahulu produk lokal tentunya,” ungkapnya.

Sedangkan penggunaan pakaian adat diakui ia hanya mengikuti peraturan terutama pada front liner. (kmb/balipost)

BAGIKAN