DENPASAR, BALIPOST.com – Tak hanya manusia, ternak di zona berbahaya di Karangasem juga diungsikan. Sejak status Awas pada 23 September hingga 2 Desember, ternak yang diungsikan sebanyak 10.235 ekor. Target ternak yang diungsikan adalah 14.000 ekor.
Ketua Satgas Pos Komando Siaga Peternakan dan Kesehatan Hewan Antisipasi Erupsi Gunung Agung, Drh. IKG Nata Kesuma, MMA merinci Ternak yang telah diungsikan yaitu sapi sebanyak 8.511 ekor, kambing 1.011 ekor, dan babi 713 ekor. Ternak itu kebanyakan sapi betina. Namun juga ada pedet, betina dewasa dan indukan tapi tidak untuk dijual.
Jika sebelumnya, saat informasi kenaikan aktivitas Gunung Agung tersebar, warga beramai-ramai menjual ternaknya. Bahkan dibeli dengan harga murah. Namun, setelah mendapat edukasi, warga tidak panik lagi menangani ternaknya.
Ia mengatakan, peternak yang mengungsi sudah diedukasi tentang cara cara penyelamatan ternak, serta lokasi yang disiapkan pemerintah dengan fasilitas yang diberikan. Laporan dari petugas kandang penampungan dari beberapa lokasi, memang ada ternak yang terjual. Penjualan dilakukan bukan karena peternak panik tapi karena untuk bekal mengungsi. “Harga diawasi petugas dengan harga wajar,” ujarnya.
Harga pedet betina rata rata dijual dengan harga Rp 5-6 juta, pedet jantan Rp 6-7 juta, betina dewasa Rp 8-10 juta, jantan dewasa berat 300-350 kg dengan harga Rp 40.000-41.000 per kg. Berat di atas 400 kg dijual dengan harga Rp 42.000-43.000 per kilo.
Selama di penampungan, ternak juga disediakan pakannya. Hingga saat ini stok pakan yang masih tersisa berupa konsentrat sebanyak 229 ton, jerami sebanyak 15.750 kg, hijauan pakan ternak (HPT) sebanyak 50,5 ton, HPT lain sebanyak 5 ton, silase sebanyak 46.940 kg, dan pucuk tebu 59 ton. (Citta Maya/balipost)