Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Dr. Ir. Airlangga Hartarto, didampingi Ketua L20 Presidensi G20 Indonesia, Elly Rosita Silaban dan Sharan Burrow, General Secretary, International Trade Union Confederation. (BP/asa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Dr. Ir. Airlangga Hartarto, Senin (14/11) mengaku sudah berkomunikasi dan pemerintah sudah menerima aspirasi dalam rangkaian pertemuan Labour20 (L20) di Kuta, Badung. Hal itu disampaikan Menko Airlangga di hadapan Sharan Burrow, selaku General Secretary, International Trade Union Confederatio dan Ketua L20 Presidensi G20 Indonesia, Elly Rosita Silaban.

Dalam pertemuan L20 yang dihadiri puluhan delegasi dari berbagai negara, ada 14 point penting yang disampaikan.
Ketua L20 Presidensi G20 Indonesia, Elly Rosita Silaban mengatakan delegasi dari berbagai negara yang hadir itu membahas tiga isu utama yang mereka angkat dalam forum engagement group G20.

Baca juga:  Presiden akan Kunker ke Bali, Cek Kesiapan Venue KTT G20

Pada Presidensi G20 Indonesia, L20 mengambil tema Kontrak Sosial Baru, yang dijabarkan dalam tiga isu utama yaitu perlindungan pekerja platform digital, pekerjaan yang layak, dan cakupan jaminan sosial nasional. “Itu ada rekomendasi L20 ke presiden-presiden. Ada 14 tuntutan. Kami menyoroti soal perubahan iklim dan transisi yang hadir bagi pekerja. Lalu ada perlindungan bagi pekerja digital dan kesetaraan jender. Jadi, kami mengajak peran perempuan untuk ikut mengambil keputusan dalam kebijakan pemerintah,” kata dia.

Lanjut Elly Rosita, kebijakan itu seperti peran perempuan ikut dalam bidang infrastruktur. “Kami ada 14 poin tuntutan. Tapi kan tak mungkin semua bisa dilaksanakan. Minimal beberapa yang penting. Kita tak berani memastikan itu bisa diambil oleh pemerintah yang hadir dalam G20,” jelasnya.

Baca juga:  Mahasiswa Asal Papua Diamankan Polisi Curi Dua HP

Disinggung hal yang paling penting dalam 14 poin tersebut, Elly Rosita Silaban usai pertemuan dengan Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto di Kuta, mengatakan yang paling penting menurutnya saat ini adalah perlindungan sosial yang universal. Termasuk pekerja yang disabilitas, perempuan, pekerja informal, lalu perlindungan pekerja platforn seperti ojek online.

Lalu, tentang perubahan iklim dan transisi yang hadir, ketika beberapa ditutup perusahaanya seperti pertambangan batubara. “Mau dikemakan buruh-buruh itu. Itu harus ada pekerjaan baru yang harus diperkenalkan dan mereka tetap terlindungi,” ucap Elly Rosita.

Baca juga:  Ditemukan Tersangkut di Bebatuan Sungai, Kondisi Jasad Perempuan Sudah Mengelupas dan Tebarkan Aroma Tak Sedap

Lantas, bagaimana kondisi saat ini? Kata Ketua L20 Presidensi G20 Indonesia, Elly Rosita Silaban, kalau di nasional katanya akan terjadi banyak PHK dan akan terjadi resesi. “Tapi yang kita tahu, negara kita adalah negara yang salah satu yang tidak akan terdampak. Tapi saya kira kalau negara tetangga terdampak, negara kita akan terdampak juga Indonesia. Ini yang kami sebut pentingnya komunikasi dengan pemerintah, supaya buruhnya jangan diPHK dulu, tapi ada alasan dulu minimal pimpinan buruh diajak cerita terlebih dahulu,” tandas Elly. (Miasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *